Era Digital 4.0, Juniardi: Video Journalist Kerja Sendiri Kini Jamak di Industri Televisi

BANG JUN GITU LOH! – Salah satu ekspresi Juniardi saat menarasumberi Santiaji, Ahad. | Muzzamil

 

Bacaan Lainnya

BANDARLAMPUNG, BONGKARPOST.CO.ID —Pimpinan Umum/Pimpinan Redaksi (Pinum/Pimred) Sinar Lampung, Juniardi; tampil lugas mengesankan saat menarasumberi sesi kelima hari kedua, Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan Bongkar Post Group 2025 di Ballroom Hotel Horison Lampung, Jl Kartini 88 Tanjungkarang Bandarlampung, Minggu (19/10/2025) lalu.

Didapuk mengisi sesi tema “Teori, Teknik Dasar Penyajian Jurnalistik Videografi, Tips & Trik, dan Pemanfaatan AI Sebagai Tools Kehumasan Digital”, Juniardi yang dipandu Muzzamil turut pula mengesankan peserta dengan memutarkan video human interest yang memancing bulir hangat di pelupuk, tak kuasa menetes.

Juniardi memutarkan kedua video tersebut, yang sejatinya semirip karya foto jurnalistik: sama-sama “bercerita.”

Lantaran dapat bercerita itulah, Juniardi membawa pesan: tidak semua karya video produksi unit humas pemerintah dan swasta, melulu sekadar menampilkan profil pimpinan maupun sosialisasi program atau publikasi segala kegiatan OPD/perusahaan. Saja.

“Sisi-sisi humanis soal apa saja di institusi Bapak Ibu, justru kadang itu yang orang ingin tahu, justru itu yang publik rindukan,” kata Juniardi.

Kelebihan media televisi, terang pria mungil bernama lengkap gelar Juniardi, S.IP., S.H., M.H., CMed. ini, selain dapat disimak disertai dengan video, juga dapat lebih memberi warna terhadap berita yang disajikan.

Selain itu, bisa cepat dalam penyebaran beritanya, jangkauan penyebaran beritanya lebih luas, mengutamakan peristiwa yang direkam oleh kamera hingga lebih dapat dipahami, dan tidak monoton.

Kelebihan ini dibanding media cetak dan radio yang memiliki kekurangan seperti hanya bisa dibaca, didengar ataupun dilihat; dibaca pada pendalaman berita itu sendiri tanpa adanya gambar atau video.

“Media cetak biasanya sehari sesudah peristiwa, tersebar di wilayah-wilayah regional. Rata-rata menyajikan berita dengan suara (radio), dan berita yang ditampilkan hanya dalam bentuk tulisan (cetak),” ulas kelahiran Metro 1975 silam, peniti karir mula jadi wartawan desk hukum Harian Lampung Post kurun 2003–2011 ini.

“Oke, next,” lanjut Juniardi menyebut slide materinya yang bertajuk Jurnalisme Televisi Dasar dan Video Jurnalis/Mobile Journalist Jawab Tantangan Era Digital 4.0, dan lantas sejurus kemudian dia lancar jaya mengulas seputaran karakteristik berita televisi.

Karakteristiknya terbagi dua. Ada anchor, ada narasumber. Anchor (pembawa berita), biasanya (diharuskan untuk berpenampilan) menarik, lalu (memiliki) gestur dan body language yang pas, menguasai isi berita, komunikatif, dan interaktif,” rinci Juniardi.

Kemudian narasumber. “Penonton bisa lebih terikat emosionalnya, narasumbernya pun harus sesuai dengan konten berita, satu lagi, kerahasiaan narasumber harus dijaga jikalau narasumberyang bersangkutan meminta,” imbuh mantan kontributor sejumlah media massa nasional ini.

Kaya prestasi antara lain alumnus Magister Hukum Unila berpredikat cumlaude, dan sebelumnya pernah wakili Lampung dalam Pertukaran Pemuda Antar Provinsi 1998 dan bagian alumni The Defence Leader 2010, Juniardi kemudian menjembreng paparan seputar rumus wajib wartawan: 5W+1H dan teknik dasar penulisan berita, yang berlaku sama pula bagi wartawan dan pers televisi.

*5W+1H: What, Who, When, Where, Why, dan How, ini enam pertanyaan dasar yang digunakan merangkum inti dari sebuah berita. Agar, informasinya lengkap, dan mudah dipahami pembaca, pendengar, pemirsa,” tutur dia mengelaborasi cakupan, mulai dari What (Apa topik pemberitaannya, Who (Siapa saja yang terlibat), When (Kapan peristiwa terjadi), Where (Dimana peristiwa terjadi), Why (Mengapa peristiwa itu terjadi), dan How (Bagaimana kejadiannya).

Untuk teknik penulisan berita, Juniardi ulas teknik piramida terbalik, yang menempatkan lead atau intro (teras berita) yang berisikan informasi paling penting atau paling menarik ditulis paling atas, minimal dua paragraf.

“Baru dibawahnya, body atau tubuh berita, berisi 5W+1H tadi. Dilanjutkan dengan materi informasi pendukung, lalu data tambahan, lalu kronologis kejadian, dan seterusnya. Semakin kebawah semakin tidak penting,” intensinya pula.

Mantan Ketua Komisi Informasi (KI) Provinsi Lampung 2011–2014 dan juga dua periode Wakil Ketua Bidang Pembelaan Wartawan Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Lampung 2012–2022 ini lantas menjelaskan tiga kategori penulisan berita: hard news alias straight news, soft news atau feature, dan investigative news atau berita eksklusif.

Juga mengenai tiga varian interview, yakni personal interview, news interview, dan street interview atau dikenal vokspop.

Serta delapan teknik wawancara, mulai dari pentingnya memahami topik yang dibahas hingga narasumber dihadirkan mesti tepat; ajukan janji/temu wawancara; jangan lupa buatlah kisi-kisi atau pedoman wawancara; dan lakukan riset info tentang narasumber.

Berikut, temui sang narasumber dan lakukan ‘ice breaking’ (aktivitas ringan guna cairkan suasana), semaksimal mungkin pakailah dan berdisiplin pada pedoman wawancara yang telah tersusun dan gunakan waktu dengan sebaik-baiknya, lalu ucapkan terima kasih saling tukar-menukar nomor telepon, jalin komunikasi dengan narasumber.

Dalam pemberitaan televisi, paling tidak ada lima elemen yang wajib dijalankan. Pertama, peliputan berita, mulai dari kebutuhan studi literatur soal topik yang akan diberitakan, lalu turun lapangan (penggalian informasi), hingga wawancara narasumber.

Kedua, produksi berita, meliputi penyusunan naskah, penyuntingan (editing) gambar, dan juga ‘soundbite’ atau klip audio pendek atau frasa untuk menyajikan pernyataan singkat narasumber (atau promosikan suatu karya), diambil dari rekaman atau pidato yang lebih panjang guna merangkum pesan utama nan acap dirancang biar mudah diingat dan juga menarik pemirsa.

Ketiga, ‘rundown’ (urutan berita). Keempat, penyiaran berita. Kelima, evaluasi.

Lantas, bagaimana dengan situasi hari ini? Saat obyektif mana, dunia televisi dan jagat pertelevisian tidak saja di Tanah Air nun jua di berbagai belahan dunia lainnya, secara perlahan nun pasti juga terimbas, sebut saja turut terdisrupsi rezim digital khas Revolusi Industri 4.0 bahkan Society 5.0 yang makin menafikkan arti dan peran penting plus eksistensi salah satunya, siaran TV?

“Kalau teman-teman suka lihat, misal pada saat kru TV lakukan peliputan, kan suka ada tuh, mobil tim peliput berisi wartawan dan kamerawan TV. Terus ada satu lagi mobil OB Van namanya, atau Outside Broadcaster Van, mobil caravan yang didalamnya berisi peralatan seperti vision mixer, audio mixer, dan peralatan uplink ke satelit,” jelas dia, menyiapkan semua itu tentu tak bisa segera.

Kesiapan lapangan dua mobil tim peliputan tersebut, bakal banyak terkendala apabila harus mengirim tim liputan lengkap untuk melakukan siaran langsung dari lapangan, terutama di medan liputan sulit akses atau sulit jangkau.

“Di era serba digital sekarang ini, redaksi media massa tidak punya waktu yang cukup agar dapat segera cepat sampai di lokasi kejadian, jika harus mengirim tim liputan lengkap misal untuk lakukan siaran langsung dari lapangan. Ini jadi persoalan tersendiri,” beber Juniardi. Lantas?

Kini ada solusi lain telah jamak dilakukan, sebut Ketua Forum KI se-Indonesia sejak 2012–kini tersebut. Apa itu?

“Mengirim video journalist atau mobile journalist yang bahkan bisa cekatan bekerja seorang diri,” ujarnya, menjelaskan dibantu gambar ilustrasi peliputan video journalist yang bahkan cukup bersenjatakan gawai plus aneka peralatan sederhana semisal tongsis, stand holder, dan sebagainya.

Mediator alumnus pelatihan bersertifikat tahun 2012 dari Indonesian Institute for Conflict Transformation (IICT), lembaga nirlaba dirian April 2002 pengampu visi mengembangkan pola-pola resolusi konflik untuk membangun masyarakat demokratis, harmonis, dan menghargai kemajemukan serta kesetaraan; ini, juga anggota Dewan Kehormatan Daerah (DKD) PWI Lampung; tersebut, turut menyisipkan pesan terkait.

Sadar audiens: peserta Santiaji ini rerata merupakan pejabat pengelola informasi dan dokumentasi (PPID), admin web dan admin media sosial (medsos) di lingkup Organisasi Pemerintah Daerah (OPD) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung, Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung, Pemerintah Kabupaten Lampung Selatan; penatakelola informasi atau admin web/admin medsos BUMD Pemprov Lampung dan Pemkot Bandarlampung; serta insan humas BUMN beroperasi di Lampung, badan usaha milik swasta, PTN/PTS, dan asosiasi profesi tingkat provinsi sini.

Juniardi atau karib disapa Bang Jun, yang notabene merupakan penulis buku “Hak Anda Mendapatkan Informasi” yang dia tulis saat tahun kedua dia jadi Ketua KI Provinsi Lampung medio 2012 silam ini laju berpesan sarat makna berkedalaman, yakni “jangan libatkan aku dalam tulisanku.”

Hari itu, Juniardi tak sendiri. Membersamai peserta, hari kedua Santiaji itu dia hadir bersama narasumber sesi terpisah lainnya.

Antara lain sebelum dia, hadir fotografer senior mantan redaktur foto Radar Lampung kini pengurus Seksi Kerja Sama PWI Provinsi Lampung 2025–2030, Syahroni Yusuf yang tak kalah memesonakan lewat sajian materi “Teori, Teknik Dasar Penyajian Jurnalistik Fotografi, Tips & Trik, dan Pemanfaatan AI Sebagai Tools Kehumasan Digital”.

Kemudian setelah Juniardi, “beguyur” tampil mantan wartawati tenar Lampung kini dosen Program Studi (Prodi) Bisnis Digital Fakultas Ekonomi Bisnis (FEB) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Trufi Murdiani, M.A.

Dipandu sejawat: mantan Presiden BEM PT Darmajaya 2004–2005, CEO Darmajaya Digital Solution (DJ Corp), aktivis digitalisasi pemerintahan dan desa, Founder SIDESA dan Inkubator Desa Cerdas (IDC), kini juga Tenaga Pendamping Gubernur Lampung Bidang Pemberdayaan Masyarakat dan TI, Davit Kurniawan, S.Kom., CC.NA; dosen Trufi pun memendar dengan materi keren sesi keenam mengupas paten materi Kehumasan Digital Humanistik: Exactly People/Public Center Oriented yang bertema “Kehumasan Di Persimpangan Jalan: Digitalisasi Kehumasan, AI Sebagai Tools Kehumasan, Etiket dan Tren Komunikasi Massa.”

Seusai sesi penyelia nun istimewa, tampil memukau, Region Head PTPan I Regional 7, Tuhu Bangun, yang all out bikin peserta takjub sepanjang sesi, menyajikan materi motivational & inspirational sekaligus best practice testimonial session bertajuk “Saya Humas, Saya Berdaya, Saya Humas Berdaya” rancak dipandu MC kondang host Rilis.ID TV, Novi Balga.

Selanjutnya, sejawat Trufi sesama dosen Prodi Bisnis Digital FEB IIB Darmajaya, Soraya Asnusa, M.M., menarasumberi sesi ke-8 dengan tema materi “Teknik Praktis Cepat Sederhana Penyajian Konten Data, Informasi, dan Narasi Tunggal Penatakelola Informasi dan Pranata Humas Berbasis Analitik dan Optimasi Algoritma Digital.”

Kemudian tampil pula, sejawat Trufi-Soraya di Prodi Bisnis Digital FEB IIB Darmajaya, specialis kepakaran pemasaran digital, intelijen pasar dan perilaku konsumen pasar digital, Dr. Anggalia Wibasuri, S.Kom., M.M.

Anggalia merancak materi Analisa Perilaku Konsumen dan Intelijen Pasar bertema “Analisa Perilaku Publik Informasi dan Kehumasan, Kapitalisasi Intelijen Pasar Publik Digital Demi Pencapaian Target Kinerja.”

Sesudah Anggalia, giliran Davit Kurniawan yang berkejaran dengan keterbatasan waktu sesi pamungkas, ekspresif memaparkan materi bernas, materi Komunikasi Efektif, Komunikasi Digital, dan Strategi Digitalisasi Kehumasan Membumi bertema Kecakapan Komunikasi Penatakelola Informasi dan Pranata Humas: Manual vs Digital, Optimasi Mahadata Wujudkan Komunikasi Efektif, Tips-Truk Kapitalisasi Algoritma Digital Medsos Institusi.”

Sebagai informasi, Santiaji Jurnalistik dan Kehumasan Bongkar Post Group 2025 yang dihelat Sabtu-Minggu, 18-19 Oktober 2025 ini, buah kerja sama Bongkar Post Group pimpinan Komisaris Jauhari, menggamit Pemprov Lampung, Pemkot Bandarlampung, PWI Provinsi Lampung pimpinan Wirahadikusumah dan BPC PERHUMAS (Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia) Lampung pimpinan Yayan Sopian.

Turut didukung serta antara lain oleh Hotel Horison Lampung, Bank Lampung, dan Hotel Radisson Kedaton Lampung.

Allah tidak tidur. Alhasil, sekurun dua hari perhelatan, tiga tagar terkait terbalut: #SalamHumasLampung, #HumasLampungBerdaya, dan #LampungMajuIndonesiaEmas, bergema.

(Muzzamil)

Pos terkait