Duit Rakyat Jadi Bancakan? Proyek Bronjong Jembatan Sasak Beusi Diduga Bermasalah, Material Tak Sesuai Standar

Duit Rakyat Jadi Bancakan? Proyek Bronjong Jembatan Sasak Beusi Diduga Bermasalah, Material Tak Sesuai Standar

Purwakarta, bongkarpost.co.id – Sebuah proyek pembangunan bronjong di Jembatan Sasak Beusi, Purwakarta, kini menjadi sorotan tajam. Tanpa papan informasi yang memadai, muncul kecurigaan serius mengenai transparansi proyek ini. Lebih mengkhawatirkan lagi, ada indikasi penggunaan material yang tidak sesuai standar, seperti batu kali, yang memicu pertanyaan besar tentang kualitas dan keamanan proyek ini, Sabtu (23/08/2025).

Bacaan Lainnya

Maman Mulyana, Ketua Persatuan Wartawan Duta Pena Indonesia (PWDPI) Kabupaten Purwakarta, angkat bicara mengenai masalah ini. “Proyek bronjong di Jembatan Sasak Beusi ini sangat meragukan. Ketiadaan papan informasi membuat kami bertanya-tanya, bagaimana mungkin masyarakat bisa mengawasi penggunaan anggaran dan memastikan proyek ini memenuhi standar yang seharusnya?” kata Maman.

Menurutnya, pemasangan bronjong yang bermasalah seringkali dilaporkan karena diduga tidak sesuai dengan spesifikasi material atau melanggar standar keselamatan. Masalah ini diperparah dengan tidak adanya papan informasi proyek, penggunaan batu berkualitas rendah, dan pengurangan volume material. Akibatnya, pengawasan yang memadai sulit dilakukan, yang berpotensi membahayakan keselamatan warga dan merusak konstruksi.

Masalah yang sering muncul adalah ketidaksesuaian antara spesifikasi dan kualitas material. Proyek bronjong ini diduga dikerjakan asal-asalan, tidak mengikuti spesifikasi yang seharusnya, menggunakan batu berkualitas rendah, atau mengurangi volume material yang telah ditentukan.

“Selain itu, tanpa papan proyek, masyarakat dan media kesulitan mendapatkan informasi detail tentang proyek, seperti biaya, pelaksana, dan konsultan pengawas,” beber Maman.

Dalam pelaksanaan proyek, material batu yang digunakan dilemparkan dari ketinggian sekitar 100 meter dari jembatan. Cara ini berpotensi merusak material dan membahayakan keselamatan pekerja. Selain itu, campuran batu kali yang digunakan dalam pemasangan bronjong juga terlihat tidak sesuai dengan standar yang berlaku.

Saat awak media mencoba mengkonfirmasi hal ini kepada seorang pekerja yang tidak bersedia disebutkan namanya, ia membenarkan bahwa papan proyek memang tidak ada. Awak media juga tidak memperoleh informasi yang jelas mengenai anggaran dan detail proyek. Para pekerja hanya menyebutkan nama “Candra” sebagai kontraktor, namun tidak ada informasi lebih lanjut yang bisa didapatkan.

Mengingat adanya dugaan proyek siluman ini, Pemerintah Kabupaten Purwakarta diminta untuk segera melakukan investigasi terhadap pekerjaan tersebut. Investigasi ini penting untuk memastikan proyek dilaksanakan secara transparan dan sesuai dengan standar yang ditetapkan. Kurangnya pengawasan pada pemasangan bronjong di Jembatan Sasak Beusi dapat membuka celah bagi penyimpangan dana proyek untuk kepentingan pribadi atau kelompok tertentu.

Tanpa pengawasan yang efektif, kualitas pemasangan bronjong berisiko tidak memenuhi standar yang diharapkan. Oleh karena itu, dinas terkait perlu bertindak aktif dan efektif dalam mengawasi proyek ini agar berjalan sesuai rencana.

Dugaan proyek siluman di Jembatan Sasak Beusi Purwakarta perlu diusut lebih lanjut oleh Pemerintah Kabupaten Purwakarta. Tujuannya adalah untuk memastikan tidak ada penyalahgunaan anggaran dan proyek dikerjakan secara profesional. Pemerintah Kabupaten Purwakarta harus menjamin semua proyek pembangunan dilaksanakan secara transparan dan sesuai dengan standar yang berlaku.

Pihak berwenang juga diminta untuk mengevaluasi secara ketat rekanan pelaksana yang melanggar aturan dan memberikan sanksi tegas, termasuk tidak memberikan pekerjaan di masa mendatang.

Hingga berita ini diturunkan, belum ada keterangan resmi dari dinas terkait atau pihak pemborong mengenai proyek pemasangan bronjong di Jembatan Sasak Beusi. (Team)

Pos terkait