Bongkar Post
Bandarlampung,
Pilkada Lampung kian menghangat. Semua partai politik sudah membuka penjaringan dan pendaftaran bakal calon gubernur dan wakil gubernur. Beredar banyak nama bermunculan di ruang publik, dari ketua partai, pengusaha, sampai mantan aktivis mendaftarkan diri secara terbuka dalam pilkada ini.
Ketua DPD JAMAN Lampung, eks aktivis PRD Abu Hasan, bersama tim yang didampingi Sidik Nurseto, S.H, M.H, dan Beni Firmansyah selaku LO melakukan pendaftaran sebagai bakal calon wakil gubernur Lampung di kantor PDIP Lampung Jalan Pangeran Emir M. Noer Sumur Putri jalur 2 Palapa Kota Bandarlampung pada hari Senin, 22 April 2024.
Dia bersama puluhan pendukungnya tiba di kantor PDIP Lampung tepat pukul 11.00 WIB. Sempat melakukan do’a bersama di ruang depan. Setelah menunggu beberapa menit di ruang rapat bagian tengah, kemudian memasuki ruangan khusus pendaftaran untuk mengisi blangko pencalonan.
Kedatangannya langsung disambut oleh para panitia penjaringan, diantaranya Watoni Nurdin, Apriliati, Yanuar, dan lain-lain. Sempat terjadi dialog, interview dan wawancara singkat dengan 4 orang tim penjaringan tersebut.
“Bismillah, saya dengan dukungan teman-teman ini serius dan membulatkan tekat memberanikan diri mencalonkan diri melalui perahu PDIP. Mengapa Cawagub, karena pada dasarnya seorang wakil gubernur harus memiliki peran penting dan teknis dalam mengatasi persoalan-persoalan rakyat, jangan ditimpakan ke gubernur semua, gubernur tugasnya hanya mengeksekusi saja. Ini baru namanya patner, diera kepemimpinan sebelumnya terkesan tidak kompak, jalan sendiri-sendiri, dan belum berhasil mensejahterakan rakyat,” terangnya di hadapan awak media sambil menunjukkan blangko pendaftarannya.
Dikatakannya, dia memilih PDIP karena ada kesamaan platform dan tujuan perjuangan seperti visi ibu Megawati Soekarno Putri yang pro rakyat, anti oligarki dan modal asing yang merugikan rakyat. Dia sempat ditanya kabar beredar bahwa ada keterlibatan corporate dalam pilgub kali ini.
“Saya yakin ibu Mega Konsisten sejak tahun 1998 sampai sekarang, anti oligarki dan modal asing yang merugikan rakyat. Dan kami menginginkan pilgub kali ini berlangsung demokratis dan adil. Biarlah rakyat yang menentukan pilihan tanpa ada campur tangan dari corporate “kebon” Alias SGC,” tegasnya.
Abu Hasan mengatakan, bahwa dia bukan orang baru dalam dunia politik ini khususnya Lampung. Dia sudah terbiasa dipercaya mengelola keuangan dan organisasi serta mengadvokasi permasalahan rakyat, inilah yang menjadi modal dasar dalam memimpin rakyat Lampung ke depan jika terpilih.
Hal ini cukup beralasan, segudang organisasi sudah pernah dia pimpin. Pernah menjadi ketua Komunitas Juang Rakyat Lampung, ketua DPD JAMAN Lampung, koordinator presidium FGD DKH Lampung, pembina PeRADA Lampung, Pembina Asosiasi Penggilingan Padi Rakyat, Pembina PERMALA (Perkumpulan Armada Lampung), pernah sebagai ketua Partai Prima, Ketua Papernas, sekretaris SPKL, dan Anggota KBRD Lampung.
“Wacana SGC punya calon sendiri seperti 2 kali pilgub sebelumnya saya tidak gentar menghadapinya. Itu mitos, harus diubah. Kami yakin dengan kekuatan sendiri. Percaya diri. Kalian saksikan, orang-orang ini yang hadir bersama saya para pejuang yang berasal dari banyak organisasi, merekalah yang selalu mensuport dalam dua tahun terakhir ini. Artinya, kami siap walaupun dengan logistik yang tidak sebesar calon lain. Soal ini akan kami kembalikan ke komunitas,” pungkasnya.
Diakhir wawancara, Abu Hasan kembali menegaskan sikap ketika disinggung awak media kesiapannya menghadapi pesaingnya yang dibekingi oleh SGC. Bahkan ketika ditanya awak media bila kemungkinan SGC “melamar” dia sebagai Cagub atau Cawagub Lampung, tegas dikatakannya akan ditolak, karena teguh memegang idealisme yang sama dengan Megawati dan PDIP. Salut untuk konsistensi sikap Megawati Ketum PDIP.
“Saya tidak gentar saya siap bertarung. Terutama melawan calon dari SGC,” tutupnya.
Sebelumnya, seorang tukang kayu Riswan Mura menjadi orang pertama yang mengambil formulir penjaringan calon gubernur Lampung di kantor PDIP Lampung pada hari yang sama. Dia mengikuti jejak Jokowi sebagai tukang gesek kayu dan seorang Sukarnois militan Megawati.
Kata dia paska ini, akan membangun komunikasi dengan partai lain agar dapat berkoalisi dengan PDIP karena PDIP kurang 4 kursi untuk usung calon. (CW NS)