Ki-ka: Kim Samsul (penerjemah asal Indonesia), Mr. Goh, Mr. Jun, dan Ny. Jun di kantor redaksi Bongkar Post Group, Jl Sultan Ageng Tirtayasa, Sukabumi, Bandarlampung, Sabtu (22/6/2024). | Nopriansyah
Bongkar Post
BANDARLAMPUNG – Semua terjadi berkat, dan tak meragukan kekuatan media massa, seorang pebisnis asal Negeri Ginseng, ‘Mr’ Jun namanya, seorang industrialis produsen produk kesehatan, makanan dan minuman asal Korea Selatan, langsung menghubungi CEO Bongkar Post Group, Jauhari, seusai berselancar di jagat internet, dan membaca pemberitaan Bongkar Post medio April lalu.
Oppa Jun, langsung terbang dari negaranya dan setibanya di Bandara Soekarno-Hatta Tangerang Banten, transit sejenak di rumah koleganya, sekaligus penerjemah (translator) yakni Kim Samsul, dan menempuh perjalanan darat dan laut menyeberang Selat Sunda, dengan satu tujuan, ke Lampung, Indonesia.
Pebisnis asal Korea calon investor kerang kampak pesisir Lampung, Mr. Jun, bersama CEO Bongkar Post Group, Jauhari, di Bandarlampung, Jum’at (21/6/2024). | Jauhari/Bongkar Post
__________
Setibanya di Lampung, Mr. Jun beserta sang “waifu”, Nyonya Jun, Mr. Goh dan penerjemah Kim Samsul, dengan didampingi oleh CEO Bongkar Post Group Jauhari, Kepala Biro Bongkar Post Kabupaten Lampung Selatan, Firdaus; Kepala Biro Bongkar Post Kabupaten Tulang Bawang, Riswan Sesunan; berkunjung ke lokus yang dibidik (atas nama etika bisnis untuk sementara dirahasiakan), dan bertemu warga pembudidaya kerang kampak, biota laut kaya gizi kaya nutrisi yang juga bahan baku produk kesehatan, kecantikan, aneka pangan laut olahan, pada Jum’at (21/6/2024).
Usai memperkenalkan diri berikut niatannya hingga ketibaannya di lokasi, penjajakan pun diseriusi. Mr. Jun beserta tim, bersama warga kelompok pembudidaya, dengan didampingi oleh kepala desa setempat dan Jauhari cs, terlibat diskusi terfokus, bisnis murni.
Dia menginformasikan, biota laut kerang kampak atau nama Latin Scallop, kerang berdaging putih bersih dan bertekstur halus, bercangkang besar warna cokelat, bernama lokal kerang simping atau kerang kampak ini, di provinsi tinggalnya di Korea Selatan, negeri asal pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong alias Coach Shin itu, juga ada.
Namun seiring dengan perluasan skala usaha, pihaknya kekurangan pasokan biota satu ini sebagai bahan baku utamanya.
Dari situlah dia merasa beruntung manakala melakukan penelusuran di internet, bertemu “mutiara” bernama Bongkar Post. Membaca pemberitaan Bongkar Post edisi April lalu, tentang potensi budidaya musiman kerang kampak di salah satu desa terpencil tepi laut di salah satu kabupaten kaya sumber daya hayati kelautan di Lampung, Mr. Jun kepincut.
Dia “seulpeo”, bahasa pop Korea demi untuk menyebut kesengsem. Dan dia pun berniat ke Lampung. Dan dia hepi, niatnya kesampaian.
Ki-ka: redaktur Bongkar Post Online Nopriansyah, host podcast Bongkar-Bongkaran Bongkar Post TV Muzzamil, Kim Samsul (penerjemah asal Indonesia), Mr. Goh, Mr. Jun, Ny. Jun, dan wartawan Bongkar Post Neni Sagita, di kantor redaksi Bongkar Post Group, Jl Sultan Ageng Tirtayasa, Sukabumi, Bandarlampung, Sabtu (22/6/2024). | Neni Sagita
_______
Setelah sempat mencoba mencicipi langsung makanan olahan kerang kampak ini, seperti yang diceritakannya kepada host program khusus siniar Bongkar-Bongkaran Bongkar Post TV, Muzzamil, pada tayangan siniar itu di kanal ofisial media sosial YouTube Bongkar Post TV, usai bertemu mitra lokal membahas kerja sama jasa pengadaan mesin pendingin (cold storage) untuk kebutuhan pengepakan dan pengiriman barang ekspor produk kelak, pada Sabtu (22/6/2024), Mr Jun bilang begini.
“Kalau di negara saya, di Korea, cita rasa kerang kampak secara tekstur sedikit lebih empuk dibanding kerang kampak Lampung,” ujar Oppa Jun membandingkan, menyebut itu karena faktor cuaca iklim dingin di negerinya.
Berbicara to the point, Oppa Jun ingin sekali niatannya sebagai pebisnis, bermitra dengan warga pembudidaya sebagai bagian dari ‘keluarga baru’-nya selain Bongkar Post, bukan saja sebatas sebagai pemasok bahan baku semata. Jun, menggarisbawahi eratnya kerja sama bilateral dua negara.
Sang Oppa juga menandaskan, keinginannya tersebut bakal sulit tanpa dukungan warga Lampung, karenanya dia sekaligus berharap kelak semisal ekspor perdana kerang kampak ini terealisasi, itu juga tidak menjadi prosesi ekspor yang terakhir. Alias, terus menerus berlanjut dan berlanjut dan berkelanjutan.
“Saya suka kuliner Lampung. Saya mencoba cicipi udang, cumi,” timpal Nyonya Jun sang waifu, ramah tersipu. Bahasa Indonesianya terbata-bata. Namun begitu senyumnya terus memancar sepanjang proses pengambilan gambar podcast Bongkar-Bongkaran Bongkar Post TV itu.
Muzzamil, mengucapkan selamat datang di Indonesia, selamat datang di Lampung, dan tak lupa memperkenalkan salam daerah khas Lampung, “Tabikpuun!” mau pun sahutannya, “Iyapuun!” yang terdengar unik di telinga lantaran dilafalkan oleh trio Korea tersebut.
Kerang kampak, di pasaran bermacam harga. Mulai dari ukuran sedang seharga Rp7.000, ukuran 250 gram seharga Rp40 ribuan, lalu ukuran 500 gram seharga Rp50 ribuan.
Di sejumlah sentra pembudidayaan Lampung, warga berbudidaya musiman. Mereka bekali diri dengan alat selam dilengkapi kompresor oksigen demi untuk mendapatkan kerang kampak terbaik hingga di kedalaman 7-10 meter di bawah permukaan laut.
Di desa pantai, Oppa Jun dan tim kunjungi misal, pembudidaya mampu dapatkan hingga 250 ton kerang kampak dalam satu bulannya, yakni saat musim panen raya. Dengan rerata kapasitas per hari sebanyak 7 hingga 10 ton.
Satu-satunya kendala lapangan, adalah ulah jahat tangan-tangan nakal, yang merusak ekosistem biota laut sekaligus mencemarinya yakni dengan melakukan aktivitas tangkapan kerang kampak menggunakan peralatan yang terlarang: pukat harimau (trawl) atau pun garuk Medan nan amat merusak lingkungan.
Sebelum bertolak kembali pulang ke Korea, untuk nanti kembali ke Lampung sudah dengan membawa dokumen perjanjian kontrak kerja sama eksportasi dan importasi bersama pembudidaya, Mr Jun berpesan.
Melalui Bongkar Post, yang dia sebut telah berjasa mempertemukannya dengan warga tanpa kendala, dia meminta dukungan warga Lampung dan Indonesia atas rencana serius investasinya ini. “Lampung, saranghaeyo…,” ujar Mr. Jun.
“Kamsahamnida, Oppaga bogo sipeoyo,” balas CEO Bongkar Post Group, Jauhari.
Kyay Atu, Oppa, Wangjanim, Gongjunim, Naekkeo, jangan lupa simak obrolan Mr Jun dan tim bareng host Muzzamil, hanya di Podcast Bongkar-Bongkaran Bongkar Post TV.
(Nopriansyah/Muzzamil/Riswan Sesunan)