Bongkar Post – Sebut 75 Tahun ​RI-Australia: Takdir, Jailani: Dalam Hidup Kita Tak Dapat Memilih Tetangga

 

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

JAKARTA – Tak terasa, 75 tahun sudah usia keberlangsungan hubungan bilateral antara Indonesia dengan negara Persemakmuran, Australia. Mari ingat, Negeri Kanguru itu resmi nenjalin hubungan bilateral dengan Indonesia, sejak 27 Desember 1949.

Demi untuk merayakannya sekaligus demi untuk menyemarakkannya, Pemerintah Indonesia melalui Direktur Jenderal (Dirjen) Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Abdul Kadir Jailani, dan Pemerintah Australia melalui Duta Besar (Dubes) Australia untuk Indonesia, Penny Williams, bersama-sama meluncurkan logo resmi Peringatan ke-75 Hubungan Bilateral RI-Australia, di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jl Cikini Raya 73, Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Kamis pekan lalu (28/3/2024).

Logo berdesain fauna khas kedua negara: Kanguru dan Garuda, bercorak tiga warna merah, putih, biru perlambang ciri masing-masing negara ini, akan digunakan selama tahun perayaan di sepanjang 2024 ini.

Saat itu, saat peluncuran, pidato Dirjen Asia Pasifik dan Afrika Kemlu, Abdul Kadir Jailani menyebut bahwa dalam hidup kita tidak dapat memilih tetangga. Sehingga pada prinsipnya hubungan Indonesia-Australia adalah takdir. Oleh karena itu, Indonesia-Australia sudah selayaknya bergandeng tangan menuju kemajuan bersama.

“75 tahun hubungan diplomatik telah menciptakan banyak kolaborasi dan membuka kesempatan yang luas dan menguntungkan, antar masyarakat kedua negara. Saya yakin, masih banyak peluang potensial lainnya yang belum dieksplorasi,” ungkap Dirjen Jailani.

Seturut, Dubes Penny Williams bilang, acara itu juga merayakan hubungan sudah lama terjalin antar kedua negara. “Perayaan ini bukan hanya tonggak sejarah hubungan diplomatik kita, ini juga saat bagi semua warga Australia dan Indonesia berkumpul untuk merefleksikan hubungan kita bersama dan merayakan kemitraan kita,” ujarnya.

Mengintensi hubungan Australia-Indonesia sudah dekat sejak dahulu, tetapi hubungan kedua negara sejatinya lebih dari itu. Apa pasal? “Karena Australia merupakan negara yang sangat mendukung kemerdekaan Indonesia dengan melakukan aksi boikot armada Belanda yang datang membawa persenjataan dan personal militer kembali ke Indonesia, namanya Black Armada,” kuak Dubes menghunus sejarah.

Tetapi, imbuhnyi, “Indonesia dan Australia memiliki hubungan yang lebih dari itu. Kita adalah sahabat, dan kita berkumpul hari ini untuk merayakan sejarah yang kita miliki bersama dan untuk merayakan persahabatan yang erat di antara kita,” lugas Penny.

Ada pun, logo terpilih Peringatan 75 Tahun Hubungan Diplomatik Indonesia-Australia yang diresmikan, ialah hasil kompetisi umum melibatkan publik kedua negara melalui Kedubes Australia di Jakarta dan Kemlu RI, dimenangkan oleh Alif Pandu Sofyana asal Indonesia. Sang pemenang bilang, desain karyanya merupakan simbol nasional kedua negara.

Tema besarnya, ujar Alif, tentang kolaborasi dan kebersamaan atau persahabatan, di mana ada terdapat angka 7 diwakili dengan siluet Garuda, angka 5 ada siluet Kanguru. Kedua satwa nasional tersebut, sengaja diposisikan ke kanan, menghadap maju guna menunjukkan kemajuan dan persatuan bersama menuju masa depan yang cerah.

Acara tersebut juga meresmikan mural hasil kolaborasi antara seniman mural Australia George Rose, dan artis mural Indonesia Age “Tutu” Airlangga berjudul ‘Together’, yang rencananya akan ditampilkan sepanjang tahun 2024 ini, dan harapannya dapat dinikmati secara interaktif oleh publik melalui fitur augmented reality (AR).

Peluncuran logo dan mural tersebut, ujar Dirjen Jailani, didasari pada makna karya seni itu sendiri dan keberagaman juga tercermin dalam pilihan logo terpilih.

“Kenapa kita menggunakan mural, karena kita melihat bahwa setiap negara memiliki perbedaan masing-masing. Dan seni bisa berbicara dengan bahasa yang lebih universal, ini tercermin pada logo yang kita pilih hari ini yaitu melambangkan Garuda dan Kanguru yang merupakan simbol dari kedua negara,” patri Jailani.

Hubungan bilateral RI-Australia secara formal sudah terjalin sejak 27 Desember 1949. Rangkaian Peringatan ke-75 ini akan dihelat sepanjang tahun ini, dimana salah satu tangkai evennya: “Batik Bootcamp“ akan diselenggarakan Kemlu RI melalui Ditjen Informasi dan Diplomasi Publik di Yogyakarta, September nanti. (Muzzamil)

Pos terkait