FGD – Suasana FGD besutan Sarottama, Novotel Lampung, Jum’at (20/9/2024). | Muzzamil
Bongkar Post
BANDARLAMPUNG – Jumlah produksi jagung tahun 2023 di Lampung 2,7 juta ton dengan luas tanam 423.361 hektare (Ha). Pemerintah Provinsi (Pemprov) Lampung memproyeksi produksi 2024 naik 10,8 persen jadi 3,02 juta ton, luas tanam 457.573 Ha.
Mayoritas kebutuhan jagung Lampung 120 ribu ton terserap pakan ternak. Lima sentra produksi berikut jumlah produksi per 2022; Lampung Timur 1.220.500 ton, Lampung Selatan 893.897 ton, Lampung Tengah 582.212 ton, Lampung Utara 236.235 ton, Way Kanan 89.278 ton.
Akan tetapi, terkait status spasial Lampung sebagai lumbung pangan nasional dan jadi kontributor 40 persen lebih kebutuhan logistik pangan (hinterland) kawasan megapolitan Jabodetabek, data tersebut masih tertampar dengan fakta masih relatif rendahnya tingkat kesejahteraan ekonomi petani penanamnya. Pun, hal senada berlaku bagi petani singkong.
Adalah Prof Sudiarsa Boy Arsa, lengkap gelar Prof. Dr. Ir. I Putu Sudiarsa Boy Arsa, LLB., S.T., M.T., M.Arch , AIA., Ph.D., membeberkan soal penyebab antara lain produktivitas budidaya tanaman pangan jagung dan pohon ubikayu atau singkong di Lampung cenderung rendah.
Boy Arsa karibnya, Guru Besar Arsitektur dan Hukum, Senior Partner Universal Institute of Professional Management, California AS; juga advokat Rajawali Kusuma Law Firm, Ketua Penasihat Bedeng Pusat Perkumpulan Tukang Bangunan Indonesia Dewan Pertukangan Nasional Perkasa (DPN-RI) dan Ketua Dewan Pakar DPP Persatuan Wartawan Republik Indonesia (PWRI) ini menguak salah satu penyebab buruknya kualitas jagung Lampung karena tradisi pemanenan pada usia tanaman yang belum cukup umur.
Konsekuensi logisnya, jagung panen belum masak secara fisiologis. “Padahal idealnya rata-rata umur panen jagung di usia 120 hari. Namun masih banyak petani memanen di usia tanaman baru 100 hari. Ini pemicu rendahnya kualitas jagung di Lampung,” kuak Boy Arsa.
Korporat PT Sarottama Dharma Kalpariksa, perusahaan berbasis pertanian bergerak di pakan ternak hijauan join petani, pabrik, industri peternakan, antara lain budidaya dan perdagangan jagung dan sorgum berbasis di Jl H Darham 54, Desa Cicalengka, Babakan Peuteuy, Kabupaten Bandung, Jawa Barat, hadirkan Boy Arsa narasumberi FGD Komoditi Jagung dan Singkong, di Novotel Lampung, Gatot Subroto 136 Sukaraja, Bumi Waras, Bandarlampung, Jum’at (20/9/2024) lewat.
Portofolio Sarottama, misal ikut terlibat dalam pemenuhan swasembada jagung nasional via program Si Jagur: Sinergi Jagung Rakyat besutan Kemenko Perekonomian guna dongkrak produksi jagung dalam negeri dan permudah akses pembiayaan bagi petani.
Boy Arsa, salah satu konsultan Ibu Kota Nusantara (IKN) ini merekomendasikan petani jagung sini mulai merubah tradisi itu dengan cara memanen sesuai usia 120 hari.
Bagian lain, Boy Arsa juga menginjeksi petani singkong di Lampung untuk menata ulang pemuliaan tanaman pada fase pemupukan dengan perlakuan budidaya menggunakan pupuk yang selama ini belum menyesuaikan.
Dia menduga, sejauh ini petani singkong sini mungkin belum gunakan dosis pemupukan dan komposisi yang tepat. Padahal bila petani gunakan pupuk yang direkomendasikan sesuai takaran, hasilnya akan lebih meningkat. Imbas keuntungan dicapai, akan lebih maksi.
“Singkong industri yang dibudidaya warga Lampung seharusnya dipanen pada usia 9 bulan agar mencapai hasil volume maksimal. Potensi hasil panen dari varietas bibit yang mereka tanam bisa tembus rerata 80 ton. Namun karena usia singkong belum cukup kemudian dipaksa panen, alhasil petani hanya dapat kurang dari 50 ton,” beber Boy Arsa, yang juga Sekjen DPP Gibran Holic ini.
Dikenal motivator andal, presentasi Boy tak ayal bangkitkan gairah utusan kelompok tani dan gabungan kelompok tani dari beberapa kabupaten, juga petani terhimpun Serikat Tani Nasional (STN) serta kader tani Partai Rakyat Adil Makmur (Prima) Lampung, peserta FGD.
Dirut Sarottama Dharma Kalpariksa, Nunik Sri Martini serta jajaran, tampak puas hasil FGD. Ia memohon restu dan dukungan petani untuk berinvestasi di Lampung. Kemantapan target investasi antara lain telah dibuktikan dengan membeli lahan lokasi pabrik di 2 kabupaten.
Ketua DPW Prima Lampung, Badri SR, salah satu motor penggerak kerja sama, menyebut rencana investasi Sarottama di Lampung ini diabdikan pihaknya sebagai solusi nyata bagi petani jagung dan singkong di Lampung.
“Kami nggak mau cuma omon-omon doang. Sekarang zamannya sinergi kolaborasi. Ya ini salah satu yang bisa kami lakukan. Kami kan Prima, tujuan kami rakyat adil makmur. Gitu sih,” ujar Badri, aktivis 1998, pernah mencalon walikota Bandarlampung gagal perahu 2010, eks sopir angkot Tanjungkarang-Telukbetung ini, terhubung Minggu (22/9/2024) dini hari. (Muzzamil)
									
											





