Bongkar Post – Rumput Pakchong Tansa Asli Lampung, Inovasi Menghadirkan Pakan Ternak Tidak Terpengaruh Cuaca

 

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

Bandar Lampung, BP

Pemerintah provinsi Lampung melalui Dinas Perternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakkeswan) provinsi Lampung merespon cepat dengan adanya keterbatasan lahan dan musim kekeringan yang sering melanda di provinsi Lampung.

Dengan kondisi seperti itu, menjadi tantangan tersendiri bagi para peternak dan institusi pemerintah terkait untuk melahirkan kreasi bernilai positif.

Untuk menjawab kesulitan itu, pemerintah provinsi Lampung berinovasi dengan menghadirkan pakan ternak yang tidak terpengaruh cuaca. Yang bernama rumput pakchong tansa.

Tidak tanggung-tanggung, Dinas pimpinan Ir. Lili Mawarti, M.Si itu, menyediakan lahan seluas 8 hektar yang berlokasi di Desa Tanjung Sari, Kecamatan Natar, Lampung Selatan, tepatnya di desa korporasi sapi, agar menjadi tempat untuk mengembangkan rumput pakchong.

Rumput pakchong tansa sendiri merupakan rumput asli Lampung yang dimana awalnya berasal dari Thailand, yang merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (pennisetum purpureum schumach) dengan pearl millet (pennisetum glaucum).

Dalam menangani hal ini, Disnakkeswan tidak bekerja sendiri, mereka menggandeng kaum intelektual di bidangnya, seperti Ikatan Sarjana Pertanian Indonesia (ISPI), bahkan menghadirkan tim ahli dari Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk mendampingi proses pengembangan rumput variates baru tersebut.

Di kutip dari netizenku.com, Kepala dinas Peternakan dan Kesehatan hewan Provinsi Lampung Ir. Lili Mawarti, M.Si mengatakan,Rumput pakchong tansa memiliki beberapa keunggulan, antara lain tahan terhadap panas dan toleransi terhadap naungan ringan tinggi, memiliki bulu yang sangat sedikit, dan kadar gula yang tinggi, serta batangnya lebih empuk, sehingga disukai ternak.

“Rumput yang dikembangkan bernama rumput pakchong tansa. yang di kelola lahan dari KPT Maju Sejahtera,” ujar Lili.

Dia juga menguraikan, bahwa rumput pakchong awalnya berasal dari Thailand, yang merupakan hasil persilangan antara rumput gajah (pennisetum purpureum schumach) dengan pearl millet (pennisetum glaucum).

“Selain itu, rumput pakchong tansa, tahan terhadap penyakit, juga memiliki tingkat ketahanan yang baik terhadap berbagai penyakit rumput, seperti jamur maupun hama.” Katanya.

“Sehingga mudah untuk dirawat. Ditambah nutrisi yang banyak, lebih memudahkan untuk dilakukan pengembangan.” Lanjutnya.

Lily juga mengungkapkan, bahwa rumput pakchong tansa Sekali ditanam bisa dipanen setiap tiga bulan sekali dengan potensi maksimal mencapai 60-80 ton/ha.

“Serta, rumput pakchong tansa ini mempunyai ciri khas tersendiri, yaitu memiliki tinggi tanaman mencapai 3 meteran dan tidak memiliki bunga,” tutur Lili.

Di ketahui, sebelumnya Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung diwakili oleh Kepala Bidang Prasarana dan Sarana Peternakan (Endi Apriyadi, S.Pt, M.Si) menghadiri Rapat Persiapan Pelepasan Varietas Tanaman Pakan Ternak (TPT) yaitu Rumput Pakchong, bertempat di KPT Maju Sejahtera Kec. Tanjung Sari, Senin (13/03/2023).

Yang dihadiri oleh Tim Penilai Varietas TPT (Prof. Dr. Ir. Luki Abdullah, M.Sc. Agr; Prof Dr. Ir. Panca Manu Hara Karti, MS; Dr. Achmad Fanindi, S.Pt, M.Si), Tim Direktorat Pakan, Tim Balai Pengujian Mutu dan Sertifikasi Pakan (BPMSP), serta Tim dari Dinas Peternakan Kabupaten Lampung Selatan.(**)

Pos terkait