Bongkar Post – Ratusan Warga Sesaki Arena Pentas HUT ke-5 Reog Singo Manggolo Yudho Taja Pujakesuma

REOG – Suasana Pentas Reog HUT ke-5 Reog Singo Manggolo Yudho, naungan Paguyuban Keluarga Besar (PKB) Pujakesuma Lampung, HUT ke-5 Reog Singo Manggolo Yudho di Susunanbaru, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, Jum’at (30/8/2024) malam. | Muzzamil

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

BANDARLAMPUNG — Kendati digelar malam hari, pertunjukan kesenian tradisional khas Ponorogo, Jawa Timur, Reog Ponorogo, yang ditampilkan Paguyuban Reog Singo Manggolo Yudho naungan Paguyuban Keluarga Besar (PKB) Pujakesuma Lampung dalam rangka peringatan HUT ke-5 Reog Singo Manggolo Yudho di Jl Sutan Badarudin II, Susunanbaru, Tanjungkarang Barat, Bandarlampung, pada Jum’at (30/8/2024) mulai ba’da Isya, tetap menyedot animo ratusan orang menonton.

Dibuka dengan menyanyikan bersama lagu kebangsaan Indonesia Raya, pembacaan doa, performansi tarian tradisional Lampung: Tari Sigekh Pengunten, laporan pelaksana oleh Ketua Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKB Pujakesuma Lampung Ki Nuryono.

Kemudian, dilanjutkan dengan sambutan Walikota Bandarlampung Eva Dwiana yang diwakili oleh Kepala Bakesbangpol Paryanto, dan dirangkai pemotongan tumpeng HUT serta ditutup hiburan pentas reog tersebut. Pertunjukan berlangsung semarak meriah.

Warga tua muda, dari batita hingga manula asal dari sejumlah kelurahan di Kecamatan Tanjungkarang Barat dan Langkapura tumplek blek menyaksikan pertunjukan 3 jam lamanya.

Sejumlah pertunjukan unik, mulai dari seni jatilan penari cilik dan remaja nan rancak, aksi seru para barong yang bahkan ada yang dari Kota Palembang beraksi nan kompak, hingga atraksi reog sebagai aksi puncak.

Seorang batita, Arka (2 tahun) bahkan asyik menunjuk-nunjuk penari penampil yang dia sukai saat beraksi. Arka digendong ibunya. Aksi Arka tak ayal bikin gemas para ibu di sekelilingnya.

Di satu sesi rehat antar penampil, rupanya ada seorang penari jatilan berlatar waria. Saat didaulat maju tengah bawah panggung, dan ditanya identitas nama oleh rekan barong pria, sang penari ini keluar aslinya.

“Panggilan malam, Cecil. Kalau siang, Sapri,” sahut dia disahuti gerrr nan riuh sepenjuru area lapangan terbuka lokasi acara. Haha. (Muzzamil)

Pos terkait