Ilustrasi YouTube Shorts. | Net
Bongkar Post
BANDAR LAMPUNG – Raksasa media sosial unggah tonton dan berbagi video: YouTube, sukses raya dan panen cuan gila-gilaan usai meluncurkan YouTube Shorts, yang disebut TechCrunch, mendaratkan rekor ditonton oleh sedikitnya 70 miliar pengguna per hari.
YouTube Shorts, merujuk pada rekomendasi preferensi platform, memiliki dua perbedaan utama tampilan videonya dengan video YouTube biasa: berdurasi lebih pendek maksimal 1 menit untuk optimasi galeri dan algoritma yang mempromosikan konten berdurasi pendek, dan menggunakan rasio aspek format video vertikal (9:16). Video YouTube biasa, umumnya menggunakan format horizontal (16:9).
Sadar sukses tergenggam nun saat yang sama tak cukup berpangku berpuas diri lantaran kompetitor utamanya asal Negeri Tirai Bambu yakni TikTok juga terus menjauh melenggang manjakan penggunanya, dalam edisi terbarunya YouTube meluncurkan fitur Shorts Eksklusif khusus untuk anggota atau pelanggan berbayar.
YouTube, situs web berbagi video dua dekade asal Amerika Serikat, sejak pertama kali dibuat oleh Steve Chen, Jawed Karim, dan Chad Hurley, tiga eks karyawan PayPal 14 Februari 2005 hingga kini telah melayani 54 bahasa nasional di dunia melalui layanan antarmuka pengguna ini, meluncurkan Shorts versi eksklusif bagi para anggota berbayar, yang memungkinkan pembuat konten untuk membagikan video pendek secara khusus ke pemirsa yang membayar.
Ada pun, fitur baru ini menambahkan nilai bagi pelanggan berbayar dengan memberi mereka akses ke konten tambahan semisal pengumuman khusus, peluncuran produk, atau penawaran eksklusif.
Disebutkan, pembuat konten kini dapat menggunakan Shorts Khusus Anggota bagi ragam kebutuhan: sesi tanya jawab (Q&A), tampilan di balik layar, atau cuplikan konten mendatang.
Usut punya usut, ternyata aksi ini dibesut seiring taja TikTok memperluas penawaran berlangganan ke lebih banyak pembuat konten. TikTok, telah memperluas alat monetisasinya untuk memungkinkan kreator konten non-LIVE untuk mengunggah video eksklusif bagi pelanggan berbayar.
“Pembuat konten YouTube dapat memilih untuk menyediakan video Shorts mereka hanya kepada pelanggan berbayar, memungkinkan mereka merencanakan dan menjadwalkan konten eksklusif tersebut,” kutip laporan tersebut disitat Info Komputer.
Dilaporkan, YouTube mendorong pembuat konten untuk menjaga video Shorts mereka tetap santai, organik, sehingga memberikan pengalaman lebih dekat bagi pelanggan.
“Konten eksklusif akan ditampilkan dengan ikon bintang untuk menunjukkan bahwa itu hanya tersedia bagi pelanggan berbayar.”
Sebelumnya, data TechCrunch mencatat, Shorts rata-rata ditonton lebih dari 70 miliar setiap hari, dan sekitar 25 persen saluran di Program Mitra YouTube telah memonetisasi video Shorts lewat pembagian pendapatan.
Google baru-baru ini juga merilis, 100 juta orang pelanggan baru layanan berbayar YouTube Premium, usai menahan aplikasi pemblokir iklan dan mendorong pengguna berlangganan YouTube Premium yang bebas iklan.
Kesuksesan lain ini usai sebelumnya banyak pengguna yang sempat mengeluhkan aksi YouTube memberikan notifikasi berulang kali untuk berlangganan Premium jika tidak ingin ada iklan yang mengganggu. YouTube juga mengirimkan notifikasi ke pengguna yang masih menggunakan ad blocker.
Setidaknya, butuh waktu sembilan tahun bagi YouTube Premium untuk mencapai angka 100 juta pengguna tersebut.
The Verge melaporkan, selain menghambat penggunaan aplikasi pemblokir iklan, konon YouTube Premium juga menawarkan fitur tambahan seperti streaming musik bermutu tinggi. Sejak 2023, YouTube telah melarang penggunaan ad blocker dan mengingatkan pengguna yang masih menggunakannya.
YouTube menekankan, iklan membantu mendukung ekosistem kreator konten di platform mereka, memungkinkan kreator mendapat penghasilan dari konten mereka.
Sepertinya gemas terhadap pengguna yang “asal main blokir aja”, Manajer Komunikasi YouTube, Christopher Lawton, menjelaskan pemblokiran iklan melanggar aturan. Hehe.
(Padahal) Iklan sebut dia, mendorong ekosistem kreator konten dalam platform, agar mereka mendapatkan hak penghasilan dari konten yang disimak audiens. “Iklan mendukung beragam ekosistem pembuat konten secara global dan memungkinkan miliaran orang mengakses konten favorit mereka di YouTube,” lugas Lawton oke gas.
CEO Google, Sundar Pichai, merilis data pelanggan layanan penyedia penyimpanan tambahan untuk layanan Gmail, Drive, dan Google Photos, yakni Google One telah menembus 100 juta. Google berencana memperkenalkan AI Premium Plan terbaru, yang akan menyediakan akses ke fitur Artificial Intelligence (AI) generatif dalam layanan semisal Gmail dan Docs.
Paketan terbaru AI akan menawarkan akses ke layanan Gemini lebih baik dan segera menambahkan akses ke fitur AI generatif dalam layanan seperti Gmail dan Docs.
Sebagai informasi, seperti dilaporkan We Are Social, jumlah pengguna aktif bulanan YouTube global mencapai 2,49 miliar pada Oktober 2023 alias turun 0,9 persen secara tahunan atau year-on-year (yoy), turun 1,4 persen secara kuartalan atau quarter-to-quarter (qtq). Proporsi pengguna YouTube global usia 18 tahun ke atas didominasi 54,4 persen lelaki, dan 45,6 persen wanita.
Aplikasi milik induk Google ini bertengger di peringkat kedua media sosial terpopuler dunia, di bawah Facebook by Meta.
Indonesia di peringkat keempat pengguna YouTube terbanyak di dunia dengan angka mencapai 139 juta. India teratas (462 juta), kedua: Amerika Serikat (239 juta), ketiga: Brasil (144 juta), kelima: Meksiko (83,1 juta).
Bongkar Post, sebagai bagian media massa konvergen bertumbuh berbasis di Lampung juga turut berupaya aktif mendekatkan diri hadir di jejaring YouTube ini melalui kanal ofisial Bongkar Post TV. Pembaca, jangan lupa tonton, like, comment, subscribe ya.(Muzzamil)