Bongkar Post – Perempuan Bagi Bumi Pertiwi, Asa Perempuan RI Bumikan Perjuangan Kartini

Artis penyanyi Astrid: “Semangat Ibu Kartini jangan sampaii surutt!!” | dok/Muzzamil

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

BANDARLAMPUNG — Hari ini, 21 April 2024, bangsa kita kembali memperingati Hari Kartini. Hari lahir pejuang emansipasi wanita Indonesia, Raden Ajeng Kartini.

Momentum niscaya, pemerintah melalui Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA), pengampu pesan 1×24 jam “Jika anda mengalami, melihat, mendengar dan mengetahui tindak kekerasan pada perempuan dan anak hubungi hotline SAPA 129 atau melalui Whatsapp 08111129129” ini sukses menaja Musyawarah Perempuan Nasional untuk Perencanaan Pembangunan 2024 (Munas Perempuan 2024) bertajuk Suara Akar Rumput dalam Membangun (untuk Merawat) Indonesia “Perempuan Bagi Bumi Pertiwi”, sesuai tema raya Hari Kartini 2024: “Perempuan Bagi Bumi Pertiwi”, pada Jumat-Sabtu (19-20/4/2024), di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung, Bali.

Pelaksana Teknis (Plt.) Sekretaris Kemen PPPA Titi Eko Rahayu, dalam webinar Media Briefing Munas Perempuan 2024 di Jakarta, 16 April lalu menyebut minimnya partisipasi bermakna masih jadi isu krusial hingga jadi latar dihelatnya Munas Perempuan 2024.

“Kita tahu minimnya partisipasi bermakna masih jadi isu yang krusial bagi perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok marjinal lainnya,” ujar Titi Eko, merinci minimnya partisipasi bermakna itu dapat dilihat dari tiga aspek: secara kuantitatif menunjukkan jumlah kecil pelibatan mau pun keterwakilan pada lembaga-lembaga pengambilan keputusan strategis, minimnya usulan yang merepresentasikan kepentingan mereka dan lemahnya posisi tawar dalam mempengaruhi pengambilan keputusan dan budaya patriarki yang masih melembaga di berbagai sektor sehingga membatasi peran perempuan dan kelompok rentan.

Ujar Titi, ada berbagai strategi dan inisiatif dikembangkan dan berhasil mengatasi beberapa isu gender, namun tantangan budaya patriarki masih melembaga dalam cara pandang, tata cara kehidupan sehari-hari, dalam berbagai kebijakan di berbagai sektor sosial, budaya, ekonomi, dan politik.

Selain itu Titi jua menyoroti minimnya ruang yang disediakan untuk perempuan, anak, disabilitas, dan kelompok marjinal untuk terlibat dalam pengambilan keputusan.

“Dalam sistem perencanaan pembangunan Indonesia yang bottom up dengan proses Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan, red) dari desa hingga nasional, mestinya mempunyai peluang yang besar menyuarakan kepentingannya. Namun kenyataannya, nyaris tidak disediakan ruang untuk terlibat dalam pengambilan keputusan,” Titi prihatin.

Melalui siaran pers pada 17 April lalu, mewakili Menteri PPPA I Gusti Ayu Bintang Darmawati Puspayoga, Titi menjelaskan, sebagai ujung dari rangkaian proses partisipasi perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok marjinal, Munas Perempuan 2024 mengangkat ragam usulan akar rumput guna dapat dijadikan masukan proses pengambilan kebijakan, dan perencanaan pembangunan nasional dan daerah.

“Ini (Munas Perempuan) menjadi peluang baik untuk perempuan, anak, disabilitas dan kelompok marjinal untuk menyampaikan kepentingannya. Praktik baik kolaboratif Organisasi Masyarakat Sipil (CSO) dan pemerintah merupakan modalitas yang kuat karena pemerintah memiliki keterbukaan, komitmen, rekognisi dan dukungan untuk mewadahi dan mengakomodasi aspirasi perempuan,” ujar Plt Sesmen Titi.

Munas Perempuan 2024 ujarnyi, bertujuan mewadahi partisipasi yang bermakna dari perempuan, anak, penyandang disabilitas dan kelompok marjinal dan merumuskan sembilan agenda.

“Juga untuk memperkuat kolaborasi antara pemerintah, organisasi masyarakat sipil dan perempuan akar rumput untuk memajukan hak perempuan di bidang sosial, budaya, ekonomi, politik, serta dapatkan dukungan publik terkait partisipasi perempuan dan isu-isu yang didesakkan perempuan untuk menjadi prioritas pembangunan,” imbuh Titi.

Dihelat dua tahap, tahap pertama Munas Perempuan dilakukan daring, 26-27 Maret 2024 menjangkau 477 desa, 163 kabupaten dan 35 provinsi, diwakili 2.195 partisipan dengan 86 persen di antaranya perempuan, 5 persen penyandang disabilitas. Selain itu, 1.548 peserta ikuti via streaming online, disaksikan melalui Zoom di 102 titik kumpul.

Hasilnya? Yakni, adanya 171 usulan langsung dan 753 usulan via formulir dari sembilan isu atau agenda Munas yang telah disepakati.

“Seluruh usulan tersebut, disusun kembali sebagai masukan pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), Rencana Strategis Kementerian/Lembaga ((Renstra K/L), Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD), Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD),” terang Titi, mengimbukan dokumen tersusun hasil Munas Perempuan 2024 dikomunikasikan, diserahkan pada puncak Munas Badung.

Pada bagian sebelumnya, Titi menyebut, suara yang dikumpulkan dalam Munas juga berasal dari wilayah sulit dijangkau seperti kepulauan dan pegunungan terpencil, juga masyarakat adat dan minoritas. “Munas ini juga sebagai upaya bersama agar suara yang disampaikan perempuan tak hilang dalam tiap forum perencanaan,” poin Titi.

Sembilan isu/agenda Munas Perempuan 2024: Kemiskinan Perempuan (Perlindungan Sosial); Perempuan Pekerja (Pekerja Migran Indonesia, Pekerja Rumah Tangga, Korban Tindak Pidana Perdagangan Orang, Kerja Layak, Pekerja dengan Disabilitas); Penghapusan Perkawinan Anak; Ekonomi Perempuan Berperspektif Gender; Kepemimpinan Perempuan (Partisipasi Perempuan dalam Pengambilan Keputusan; Kesehatan Perempuan (Kesehatan Mental, Kesehatan Reproduksi Remaja dan Perempuan); Perempuan dan Lingkungan Hidup (Pengelolaan Sumber Daya Alam, Masyarakat Adat); Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak; serta, Perempuan dan Anak yang Berhadapan dengan Hukum.

Selain serah terima usulan hasil Munas daring, puncak Munas Perempuan 2024 dihadiri 1.500 perempuan, penyandang disabilitas, serta kelompok marjinal ini dimeriahkan Festival Perempuan Bagi Bumi Pertiwi berisi bazar, pameran pembelajaran.

Hari pertama Munas Badung 19 April 2024, diawali dialog dan sharing session para perempuan, penyandang disabilitas dan kelompok marjinal bertajuk ramah tamah bersama Menteri PPPA Bintang Puspayoga berikut perwakilan organisasi masyarakat sipil mitra INKLUSI pelaku pendampingan langsung pada perempuan di akar rumput.

Pada 20 April ada penyerahan buku Suara Perempuan ke Menteri Bintang, presentasi sembilan isu utama perempuan, disabilitas, dan kelompok marjinal untuk Perencanaan Pembangunan Nasional Tahun 2025—2029. Ditutup penyerahan dokumen perencanaan pembangunan 2025—2029 hasil usulan kaum perempuan, disabilitas, dan kelompok marjinal, kepada Bappenas.

Munas Perempuan ke-2 ini hasil kolaborasi Kemen PPPA, Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, 11 organisasi masyarakat sipil, 8 mitra riset INKLUSI yang bekerja hampir se-Indonesia didukung Program Kemitraan Australia-Indonesia Menuju Masyarakat Inklusif (INKLUSI), kerja sama Pemerintah Indonesia dan Australia melalui koordinasi Bappenas, Pemkab Badung, serta Pemkot Denpasar.

Dinasbihkan sebagai aksi kolektif, dihelat oleh mitra INKLUSI bersama Kemen PPPA didukung Bappenas, dikoordinir Institusi Lingkar Pendidikan Alternatif (KAPAL) Perempuan didukung Sekretariat INKLUSI.

Strategi realisasi hasil Munas Perempuan di antaranya, memperluas layanan kesehatan reproduksi dan memberikan pendidikan hak kesehatan seksual reproduksi. Kemudian, meningkatkan keterlibatan dan kapasitas perempuan dalam pengambilan keputusan terkait isu ketahanan iklim.

Lalu, mempercepat pembentukan Unit Pelaksana Teknis Daerah (Perlindungan Perempuan dan Anak (UPTD PPPA). Juga, mengesahkan peraturan turunan Undang-Undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual untuk menunjang pelaksanaan peraturan, mendorong kolaborasi antar K/L sehingga hak perempuan dan anak dapat terpenuhi.

Menteri Bintang pada pembukaan Munas menggarisbawahi, peringatan Hari Kartini menjadi momentum untuk menghormati perjuangan Kartini yang tanpa lelah berusaha mewujudkan emansipasi perempuan. Karena itu, upaya membumikan kesetaraan perempuan dan laki-laki perlu terus dilanjutkan.

Terkait, kaum perempuan di Tanah Air harus menyuarakan kembali aspirasi dan kepentingan perempuan, kaum disabilitas, masyarakat adat, pekerja migran, perempuan kepala keluarga, masyarakat daerah terpencil kepulauan dan pegunungan, termasuk para perempuan penyintas kekerasan.

“Ada lima isu sesuai arahan Presiden. Dari lima itu sudah ter-cover di sembilan agenda atau isu yang dibahas di Munas. Mudah-mudahan dalam dialog ini akan muncul solusi apa yang mesti dilakukan dalam masalah perempuan,” asa Bintang, seraya memastikan sembilan isu strategis dibahas tersebut akan tertuang dalam rencana pembangunan ke depan, jangka panjang mau pun minimal lima tahun mendatang.

“Kita bersama-sama telah berdiskusi dan bermusyawarah, menyuarakan aspirasi dan kepentingan melalui sembilan isu/agenda. Ini akan menjadi usulan dalam dokumen perencanaan pembangunan lima tahunan di tingkat nasional dan daerah,” ungkapnyi.

“Momentum Hari Kartini menjadi bentuk penghormatan untuk perjuangan RA Kartini dalam mendapatkan kesetaraan perempuan dan laki-laki. Upaya membumikan kesetaraan perlu terus dilanjutkan karena Ibu Kartini tanpa lelah memperjuangkan emansipasi perempuan,” ia menandaskan.

“Perjuangan Kartini belum selesai, kita menyambungkan suara yang diperjuangkan lebih dari 100 tahun yang lalu, melalui Munas Perempuan yang kedua di tahun 2024. Kita bersama-sama menyuarakan kembali aspirasi dan kepentingan perempuan, disabilitas,” imbuhnyi.

Ditambahkannyi, misi untuk mengentaskan kasus perkawinan anak juga jadi perhatian khusus agenda ini. Pesertanya juga datang dari berbagai pihak terkait, salah satunya perangkat daerah pun perangkat desa yang dinilai berperan penting di tingkat bawah untuk menyukseskan misi ini ke depan.

Istri mantan Menteri Koperasi UKM Kabinet Kerja Jokowi-JK 2014—2019 Anak Agung Gede Ngurah Puspayoga ini mencontohkan keberhasilan dari misi penekanan kasus perkawinan anak di Wajo, Sulawesi Selatan, yang melibatkan banyak pihak, tak hanya pemda semata. Menurutnyi kehadiran tokoh adat dan tokoh agama menjadi penting.

“Contoh di Wajo, terjadi penurunan (kasus) perkawinan anak, ketika kami turun di sana itu tidak hanya kesepakatan bupati dan kepala desa. Ada MUI (Majelis Ulama Indonesia, red), dan imam desa dan sanksi sosial yang diberikan. Dari 600 kasus tahun 2021, setahun kemudian jadi 300 kasus, tahun 2023 jadi 77 kasus (perkawinan usia anak). Ini dibutuhkan komitmen bersama,” bebernyi.

“Kami semua terus berusaha agar perempuan tidak hanya menjadi objek, tetapi perempuan adalah subyek dalam kegiatan pembangunan,” konklusi Menteri.

 

Hari Kartini: Ucapan, Asa Perempuan

Dari Jakarta, sejawat Bintang di Kabinet Indonesia Maju, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya Bakar mengkhaturkan, “Selamat Hari Kartini untuk seluruh perempuan Indonesia.”

“Jadilah perempuan yang memelihara, menata, mengajarkan, menciptakan lingkungan yang nyaman demi kelestarian dan kesejahteraan bangsa Indonesia. Kita semua dapat berpartisipasi dalam melestarikan alam dan lingkungan,” ujar Kak Baya, sapaan karib dua periode menteri eks birokrat PNS lama berkarir di Lampung ini.

Ekspresi kebanggaan sebagai wanita Indonesia, disuarakan biduan pop Tanah Air, pesingel Jadikan Aku Yang Kedua, Astrid, juga Minggu.

“Teruntuk seluruh wanita kuat Indonesia, ibu rumah tangga, wanita karir, pelajar, apa pun profesi yang dilakukan para wanita hebat, aku mau bilang Selamat Hari Kartini yaa. Tetap berbangga menjadi Wanita Indonesia, terus semangat dalam berkarya dan menjadi sumber inspirasi. Semangat Ibu Kartini jangan sampaii surutt!!” tulis Astrid, kala mengunggah fotonyi cantik berkebaya.

Diintip media sosialnyi, pengampu program ‘pencerah’ Mata Najwa, Najwa Shihab juga terpantau menggoreskan #CatatanNajwa, Minggu malam sekira pukul 20.52 WIB.

Najwa menuliskan, “Selalu ada Kartini di setiap diskursus perempuan walau perdebatan juga tak bisa terhindarkan. Tentang Kartini sebagai pahlawan atau bukan, pejuang perempuan atau sekadar suara bangsawan.”

“Sering dibandingkan dengan tokoh lainnya, diremehkan karena berjuang hanya dengan tinta. Terlalu lama kiprah Kartini dibikin sederhana, disalahpahami dengan karnaval sanggul dan kebaya.”

“Kartini akhirnya menjadi semacam kultus, mirip monumen yang hanya dielus-elus. Padahal hayat Kartini begitu kaya dengan hikmah, tentang keberanian bersuara di tengah risiko berlimpah.”

“Tak mudah mendobrak berlapis-lapis tradisi lama, ia dikungkung tembok yang menyerupai penjara. Tapi ia tetap bersuara, menyatakan pikiran dengan pena, meletakkan pondasi perjuangan kesetaraan.”

“Keadilan bagi segenap perempuan. Selamat Hari Kartini,” pungkas Najwa.

Dari Lampung, aktivis perempuan, eks politisi PDI Perjuangan cum Bendahara DPC PDI Perjuangan Kabupaten Pesisir Barat dan pernah masuk bursa balon bupati setempat Pilkada 2017, sehari-hari menjalani profesi notaris berbasis di Bandarlampung, kini juga Ketua DPC Barisan Relawan Jalan Perubahan (BaraJP) Kota Bandarlampung, dan penasihat DPD Perempuan Indonesia Maju (PIM) Provinsi Lampung Elty Yunani, memaknai dua hal, belajar dari Kartini.

“Kartini mengajarkan makna bagi setiap perempuan untuk tidak menyerah dan percaya diri. Selamat Hari Kartini bagi semua perempuan-perempuan hebat.

Semangat Kartini untuk belajar dan meraih kesuksesan haruslah kita junjung tinggi. Selamat Hari Kartini, mari terus berkarya dan menginspirasi sesama,” mantap Elty, disitat unggahan media sosialnyi, Minggu.

Menghubungi via sambungan telepon usai dikirim pesan singkat, salah satu tokoh gerakan perempuan, politisi legislator perempuan: dua periode anggota DPRD Lampung 2014—2024, dan mantan Ketua Kaukus Perempuan Politik Indonesia (KPPI) Lampung 2016—2021 yang pernah diganjar penghargaan legislator perempuan peduli perempuan dan anak, Aprilliati, juga turut khaturkan ucapan Selamat Hari Kartini.

Bunda April, sapaan Wakil Sekretaris Bidang Internal DPD PDI Perjuangan Lampung, yang terkini dimandati sebagai Sekretaris Tim Penjaringan dan Penyaringan Bakal Calon Gubernur – Calon Wakil Gubernur Lampung 2024—2029 PDI Perjuangan Lampung ini berharap nian, api perjuangan Kartini dapat terus lahirkan banyak Kartini-Kartini muda.

“Pertama saya mengucapkan Selamat Hari Kartini. RA Kartini, adalah panutan pejuang emansipasi wanita Indonesia. Habis Gelap Terbitlah Terang harus terus jadi semangat bagi perempuan agar tidak hanya menjadi obyek, tetapi subyek pembangunan,” ujar ia, Minggu pukul 12.21 WIB.

“(Semoga) semangat Kartini terus menjadi inspirasi lahirnya Kartini-Kartini muda,” tutur perempuan kelahiran 26 April, terbaru juga termasuk salah satu tokoh perempuan di Indonesia yang diganjar Penghargaan Perempuan Indonesia Inspiratif 2023 dari Ikatan Pengusaha Muslim Indonesia (IPEMI) pimpinan Ingrid Kansil, dengan bekerja sama dengan Kementerian Perindustrian.

Nah, Sidang Pembaca. Mari kita sama khaturkan, Selamat Hari Kartini bagi seluruh perempuan penyala Indonesia. (Muzzamil)

Pos terkait