Bandar Lampung, BP
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Lampung terus mendorong peningkatan kinerja industri jasa keuangan sejalan dengan program pemerintah untuk mengakselerasi pembangunan ekonomi agar target pertumbuhan ekonomi yang ditetapkan dapat dicapai. Hal itu terlihat dari perkembangan kinerja sektor jasa keuangan di Lampung terus melanjutkan tren positif dengan penyediaan dana dan kegiatan investasi yang terus meningkat.
“Pertumbuhan ekonomi di Lampung yang terus melanjutkan tren positif turut didukung dengan penyediaan dana dari sektor jasa keuangan baik dari sektor perbankan, Industri Keuangan Non Bank dan Pasar Modal yang juga terus tumbuh sejalan dengan peningkatan permintaan dari sektor riil” kata Bambang Hermanto, Kepala OJK Provinsi Lampung dalam siaran pers yang diterima wartawan, Senin (4/9/2022).
Bambang mengatakan pihaknya mendorong Kinerja Sektor Jasa Keuangan agar lebih berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi di daerah melalui penyaluran kredit ke sektor produktif. “Hal ini ditunjukkan dengan adanya pergeseran pangsa kredit konsumtif ke kredit produktif yakni kenaikan pangsa kredit produktif (modal kerja dan investasi) terhadap total kredit dari sebesar 73.11% (Juni 2022) menjadi 72.80% (Juni 2023),” ujarnya.
Terkait kinerja perbankan, di Provinsi Lampung menunjukkan pertumbuhan yang positif, tercermin dari Aset perbankan Lampung pada Triwulan 2-2023 mengalami pertumbuhan jika dibandingkan dengan Triwulan 2-2022 yaitu meningkat sebesar Rp7,10 Triliun atau tumbuh sebesar 6,21% dari sebesar Rp114,31 Triliun menjadi sebesar Rp121,41 Triliun (yoy). “Jika dibandingkan dengan posisi Triwulan 1-2023 (qtq) total aset tercatat meningkat sebesar Rp5,12 Triliun atau 4,40% dari sebesar Rp116,29 Triliun menjadi Rp121,41 Triliun,” ungkapnya.
Terkait Sektor IKNB, Bambang mengatakan, Kinerja Industri Keuangan Non-Bank (IKNB) di Provinsi Lampung menunjukkan kinerja yang sejalan dengan kinerja nasional. “Hal ini tercermin dari penyaluran pembiayaan dari perusahaan pembiayaan tumbuh 19,01% (yoy) pada Juni 2023 menjadi sebesar Rp9,59 Triliun, yang utamanya didukung pembiayaan modal kerja dan investasi yang masing-masing tumbuh sebesar 32,90% yoy dan 17,18% yoy dengan penyaluran piutang pembiayaan terbesar pada sektor Perdagangan besar dan eceran; reparasi dan perawatan mobil dan sepeda motor sebesar 36,56% serta sektor Pertanian, kehutanan dan perikanan sebesar 10,13%,” jelasnya.
Terkait Pasar Modal, Bambang menyampaikan,
Per Juni 2023 di Provinsi Lampung terdapat 7 kantor cabang perusahaan efek, 1 kantor cabang manajer investasi, 30 APERD, dan 1 kantor cabang perwakilan BEI.
“Di Provinsi Lampung juga terdapat 6 Emiten dengan total emisi Rp 2.510.912.000.000 serta 20 Galeri Investasi dengan 12 Galeri Investasi di Perguruan tinggi/sekolah yang tersebar di Kota Metro dan Kota Bandar Lampung, dan 8 Galeri Investasi di desa yang tersebar di Kabupaten Lampung Selatan dan Kabupaten Pesawaran,” jelasnya. (rls)







