Bongkar Post – “Oase” APINDO UMKM Merdeka, Lampung Mulai Batch 7, Diperkuat CCEP Indonesia

BATCH 7 – Kabid UMKM APINDO Lampung Yayan Sopian, Rektor IIB Darmajaya RZ Abdul Aziz, mentor, dan peserta Batch 7 Lampung, program APINDO UMKM Merdeka, Jum’at (27/9/2024). | APINDO/Muzzamil

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

BANDARLAMPUNG – “Pecah di kaki”, Asosiasi Pengusaha Indonesia (APINDO) memulai taja angkatan (batch) ke-7 sembilan provinsi, taja nasional APINDO, program pemagangan kerja bagi mahasiswa-mahasiswi perguruan tinggi negeri/swasta di Indonesia minimal Semester 5 lintas keilmuan (multidisipliner) selama satu semester setara 20 SKS di unit usaha mikro kecil menengah (UMKM) anggota dan mitra binaan APINDO: APINDO UMKM Merdeka.

Program tematik skema pentaheliks plus yang mengawinkan kurikulum program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) canangan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek).

Dengan, program pemberdayaan, pemuliaan, dan pemajuan UMKM dan IKM (industri kecil menengah) digagas semula implementatif di Lampung berkat prakarsa Ketua DPP APINDO Lampung Ary Meizari Alfian sejak warsa 2022.

Sebagai satu dari 3 program kerja unggulan kabinet Ary per 2021 hingga 2026 mendatang.

Lantas diadopsi dan digetok-tularkan menjadi program nasional APINDO melalui peluncuran raya di Rakernas APINDO 2023 lalu ini.

Melalui, fokus pengembangan kapasitas dan kapabilitas hulu hilir UMKM berikut disertai pembekalan kurikulum pembelajaran tersusun sejalan proses penguatan softskills, hardskills dan karakter kebekerjaan sesuai spesifikasi kebutuhan dunia usaha dunia industri (DUDI) dan dunia kerja berbasiskan proyek riil demi pemastian penguatan ketiga aspek dimaksud.

Serta melalui padu padan proses aksentuasi paradigma keterpaduan dan kebersepadanan berbasis kompetensi atau competence-based link and match antara mahasiswa dan UMKM peserta program.

Sebagai pengingat, link and match notabene diksi baheula yang pertama kali dipopulerkan oleh Mendikbud era Kabinet Pembangunan IV Wardiman Djodjonegoro, 1989 silam, merujuk upaya sistemik penggalian kompetensi yang dibutuhkan pasar kerja dan diharap mampu membalikkan paradigma orientasi pendidikan dari supply minded –angkatan kerja menjadi demand minded. Pasar kerja.

Jum’at, 27 September 2024, jadi hari penting perjalanan keorganisasian APINDO di Bumi Ruwa Jurai. Hari itu, bertempat di Gedung Unit Pelaksana Teknis (UPT) Inkubator Bisnis, Teknologi, Career Center, dan Alumni (ICCA) Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, Jl Zainal Abidin Pagar Alam Nomor 93 Gedong Meneng, Bandarlampung, berlangsung taja perdana penanda dimulainya seri ke-7.

Ketua Bidang UMKM DPP APINDO Lampung, Yayan Sopian, bersemangat beri semangat, arahan direktif, sosialisasi portofolio tata laksana Batch 7 Program APINDO UMKM Merdeka 2024 kepada 26 peserta program lolos seleksi penempatan wilayah Lampung, latar mahasiswa-mahasiswi lintas kampus, dari 18 kampus se-Tanah Air.

Juga hadir, Kasubbid Pendidikan dan Latihan Bidang UMKM DPP APINDO Lampung Edi Darmawansah, S.TP., C.T., NNLP mendampingi Yayan, serta I Made Dwiki, stafsus Ary Meizari.

Mewakili Ketua DPP APINDO Lampung Ary Meizari Alfian, profesional korporat sibuk yang biasa disapa Kang Yayan ini mensosialisasikan juklak dan juknis program unggulan APINDO Lampung dan jejaring pentaheliks plusnya itu, yang kini makin “seksi” usai diadopsi menjadi program nasional APINDO dengan sejumlah pengayaan konten per 2023 lalu.

Corporate Affairs Regional Manager West Indonesia, PT Coca Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia ini menerangkan, dalam taja Batch 7 program APINDO UMKM Merdeka 2024, DPN APINDO memperluas jangkauan hingga sembilan provinsi termasuk Lampung.

“Batch 7 ini diikuti 250 mahasiswa-mahasiswi dari seluruh perguruan tinggi negeri/swasta di Indonesia. 26 di antaranya, dari 18 perguruan tinggi di Indonesia terpilih ditempatkan di Lampung,” ujar Yayan Sopian, yang juga pegiat organisasi profesi praktisi humas dan komunikasi dirian 15 Desember 1972, Ketua DPC Perhimpunan Hubungan Masyarakat Indonesia (Perhumas) Bandarlampung ini.

Untuk UMKM lokus, “Batch 7 mengakomodir kepesertaan pendampingan 5 UMKM anggota mitra binaan APINDO Lampung,” keterangan pers Yayan, dikutip Minggu (29/9/2024).

Ada pun, 26 mahasiswa-mahasiswi terbagi 5 tim lintas disiplin ilmu tersebut, bersemangat menyimak seluruh sajian materi pengantar sebelum selama satu semester ini berjibaku berpraktik silabus kurikulum program.

Rektor Institut Informatika dan Bisnis (IIB) Darmajaya, RZ Abdul Aziz, Ph.D., turut hadir menyemangati, hunus komitmen kampus biru pimpinannya itu bagi sukses taja program.

Rektor Aziz turut didampingi dosen Prodi Bisnis Digital Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) dan Kepala UPT ICCA IIB Darmajaya, yang juga pakar startup-preneurship, model bisnis, dan pemasaran digital dengan 6 tahun lebih pengalaman tata kelola inkubator bisnis usaha ultramikro minimikro mitra kampus dan tenant program nasional Kemendikbudristek dan Kemensos, Lilla Rahmawati.

Mantan jurnalis TV swasta ini berkebetulan jua pengurus Bidang Litbang, Pendidikan, dan Pengembangan SDM DPP APINDO Lampung.

Sementara, Ketua DPP APINDO Lampung Ary Meizari Alfian, bersyukur program digagasnya pada saat era menuju kenormalan baru tahun ketiga pandemi 2022 hingga kini telah tujuh batch berjalan, terus diperluas jangkauannya. Ary memohon doa kelancaran eksekusinya.

“Kami akan terus dorong ini (program APINDO UMKM Merdeka, red) sebagai solusi partikelir tapi dahsyat hasilnya bagi mahasiswa minimal semester 5 lintas bidang keilmuan, dan UMKM binaan APINDO seIndonesia. Yang dari sekian banyak testimoni telah rasakan manfaatnya,” ujar Ary, kini juga Ketua Yayasan Alfian Husin, pengampu salah satunya IIB Darmajaya.

Ary Meizari berharap program prakarsanya tersebut bisa jadi “oase di gurun pasir” bagi para mahasiswa calon pemimpin bangsa termasuk pemimpin di dunia usaha di masa depan, yang lolos seleksi, bagian dari total 9,32 juta mahasiswa aktif se-Tanah Air.

Juga bagi UMKM terkurasi peserta program, bagian dari 65,5 juta unit UMKM di Indonesia dengan 37 juta unit UMKM atau 64,5 persen di antaranya dikelola kaum perempuan; dan nilai kontribusi UMKM terhadap produk domestik bruto (PDB) negeri mencapai 61 persen senilai Rp9,580 triliun per Agustus 2023, nyata-nyata terbukti tahan banting (resilien), teruji lolos dari tiga kali badai krisis 1997-1998, 2008, dan 2020-2022; dan terus manifes menjadi moda penggerak dan backbone ekonomi republik.

“APINDO UMKM Merdeka, UMKM Tumbuh Mahasiswa Tangguh. Pengusaha Bersatu, Indonesia Maju!” seru Ary Meizari menghunus tagline program, memungkasi keterangannya.

Taji CCEP Indonesia Geluti APINDO UMKM Merdeka

Terkait, taat asas alokasikan tanggung jawab sosial dan lingkungan (TJSL) sebagai bagian dari dua divisi korporat raksasa Coca-Cola, produsen global produk minuman ringan berkarbonasi (Coca-Cola, Fanta, Sprite, A&W, Schweppes), minuman sari buah (Minute Maid), minuman susu (Nutriboost), minuman teh berkemasan (Frestea), dan air mineral dalam kemasan (Ades); terbesar di dunia, beroperasi di 29 negara pun Indonesia.

PT Coca-Cola Europacific Partners (CCEP) Indonesia, yang semula bernama PT Djaya Beverages Bottling Company saat didirikan Mei 1970 hingga tiga dasawarsa kemudian menjadi Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) pada 1 Januari 2000, memproduksi beberapa minuman favorit ini di Indonesia sejak 1992.

Hingga kemudian, lini bisnis sekaligus nama dagang bagi dua korporat milik salah satu pembotol Coca-Cola berbasis di Uxbridge, London, Britania Raya, di Indonesia; yaitu Coca-Cola Bottling Indonesia (CCBI) yang berlinifokus bidang produksi dan Coca-Cola Distribution Indonesia (CCDI) untuk distribusi ini, bertransformasi menjadi CCEP Indonesia, pada tahun kedua pandemi 2021 lalu.

Sekaligus sadar peluang, betapa daya jelajah keterjangkauan target dan tujuan program APINDO UMKM Merdeka ini “magentegeb”, efektif sebab me-nuan-kan ekosistem inovasi pentaheliks plus, serta serba terukur.

CCEP Indonesia, berkantor pusat di South Quarter Tower C Lt. 22 Cilandak Barat Jakarta Selatan, kini memiliki 8 pabrik pembotolan di Sumatera, Jawa, Bali; mempekerjakan 5.200 karyawan dan terus berkomitmen membuat produknya didukung jejaring distribusi 450 ribuan outlet agar dapat dijangkau lebih dari 260 juta konsumen seluruh Nusantara ini, juga tak mau kehilangan kesempatan.

Korporat pengampu tagline “Great People, Great Service, Great Beverages” ini melalui

Direktur Public Affairs Communication and Sustainability CCEP Indonesia, Lucia Karina, bersama Ketua Umum DPN APINDO Shinta Widjaja Kamdani, menandatangani dokumen paket kerja sama strategis program tersebut, disela konsolidasi tahunan Rapat Kerja dan Koordinasi Nasional (Rakerkonas) APINDO tahun 2024, di Surabaya, 28-30 Agustus lalu.

Kerja sama APINDO-CCEP Indonesia ini besut Lucia Karina, bertujuan meningkatkan daya saing sektor UMKM dengan melibatkan dunia pendidikan melalui program APINDO UMKM Merdeka (AUM) dan telah berjalan sejak 2023.

Fokus kerja sama, pemberdayaan UMKM dan optimalisasi potensi mahasiswa melalui AUM.

Dikutip siaran persnyi, “Kami memilih bidang ini karena sektor UMKM ini tulang punggung ekonomi Indonesia. Sejauh ini UMKM telah mampu berkontribusi terhadap perekonomian nasional, menyerap 97 persen tenaga kerja sekaligus berkontribusi 60 persen terhadap PDB nasional,” ujarnyi, 6 September lalu.

Kekuatan UMKM juga terlihat saat keluar dari ancaman krisis ekonomi akibat pelemahan rupiah tahun 2018 dan pandemi COVID-19 yang mengancam resesi global.

Ada pun, Lucia optimistis, dampak positif yang ditimbulkan ialah mampu menekan tingkat pengangguran terbuka.

“Program AUM ini sekaligus menjawab kebutuhan 9,32 juta mahasiswa aktif yang ingin berpartisipasi dalam program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM). Banyak mahasiswa yang sulit magang. Padahal mahasiswa membawa perspektif segar dan keterampilan digital yang sangat dibutuhkan UMKM di era digital saat ini,” dedah ia.

Sebagai perusahaan multinasional yang hadir dengan junjung tinggi cita rasa lokal, fokus membangun portofolio yang menjadi pilihan masyarakat Indonesia, menyediakan berbagai minuman menyegarkan; bekerja sebagai satu unit dengan ide dan inovasi di seluruh bisnis.

Serta hadir secara internasional nun berjiwa lokal dengan kuat berinvestasi untuk ekonomi lokal dan komunitas yang korporat ini cintai; karena selain memberi hasil bagi pelanggan dan pemegang saham, korporat bertekad membangun masa depan lebih baik bagi orang banyak dan planet Bumi.

Melalui kerja sama strategis implementasi program APINDO UMKM Merdeka ini, Lucia menggarisbawahi, CCEP Indonesia berusaha untuk menjembatani kesenjangan antara kebutuhan industri dan kesiapan lulusan.

Program ini membantu mengatasi tantangan utama dihadapi UMKM seperti pemasaran, keuangan, pemodalan, bahan baku, dan teknologi. “CCEP Indonesia berharap, AUM bisa meningkatkan daya saing UMKM baik di tingkat nasional maupun global,” sambung ia.

Lantas, apa hal ihwal yang melatarbelakangi ketertarikan CCEP Indonesia untuk kemudian join bareng APINDO bumikan program ini?

Kerja sama dengan APINDO ini tak lepas dari kesamaan visi. Proses penyatuan visi bahkan dilakukan sejak 2022. Lamanya, tak lepas dari penyesuaian kebutuhan dan karakter lokal.

Penyatuan ini membutuhkan komitmen jangka panjang. Kedua belah pihak perlu melakukan pemahaman mendalam terkait kebutuhan UMKM, serta potensi mahasiswa Indonesia.

“Kami melakukan berbagai studi, diskusi, dan uji coba agar supaya program ini benar-benar menjawab kebutuhan. Sebab, kerja sama ini melibatkan berbagai pemangku kepentingan seperti pemerintah, akademisi, pelaku usaha, komunitas, dan media,” Lucia merinci heliks.

Klaim Lucia, kendati butuh waktu bagi CCEP Indonesia satukan visi, pihaknya tak kesulitan mengaplikasikannya bersama APINDO. Sebab Coca Cola telah menaja program ini sejak 2018 dengan nama UMKM Bina Mandiri. Yang kemudian bertransformasi menjadi APINDO UMKM Merdeka tahun 2023 lalu.

“Fokus utama kerja sama ini, pengembangan kapabilitas UMKM, dan competence-based link & match antara mahasiswa dan UMKM. Artinya program ini menitikberatkan pada pendampingan, penelitian dan pengabdian masyarakat, selain pengajaran,” terangnyi.

Eksekusinya, CCEP Indonesia menyiapkan tujuh modul silabus, yakni tata kelola usaha, tata kelola produksi, tata kelola pemasaran, tata kelola pemasaran digital, pengembangan usaha dan permodalan usaha, pembangunan karakter (character building), dan tata kelola keberlanjutan.

“Masing-masing modul, kami rancang demi untuk mengembangkan aspek kritis UMKM,” tutup Lucia Karina, profesional korporat, yang juga tercatat Sekretaris Deputi Departemen Sipil, dan Komite Pengawasan Internasional Persatuan Insinyur Indonesia (PII). Dan Kepala Konservasi Lingkungan BPP Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) 2015-2020.

Serta hingga saat ini, Koordinator Relasi Internasional dan Eksternal Ikatan Ahli Bandara Indonesia per Januari 2011, Sekjen Indonesia Zinc Aluminium Steel Industry (IZASI, asosiasi profesi sektor baja lapis aluminium seng) per Januari 2013.

Juga, pendiri dan Direktur Rating pada Green Product Council Indonesia (GPCI, LSM peduli lingkungan fokus dalam pemakaian bahan industri khususnya produk bahan bangunan, Associate Member dari Global Ecolabelling Network (GEN) per November 2015.

Juga, Dewan Penasihat Departemen Teknik Sipil di Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) per Oktober 2020.

Selain itu, per November 2013, dia Direktur Government Relations pada Indonesian Iron Steel and Steel Industry Association (IISIA), organisasi induk industri besi dan baja nasional dari hulu hingga hilir bentukan 1 September 2008 beranggota 188 perusahaan besi dan baja nasional dari hasil peleburan 6 asosiasi kluster, yakni Asosiasi Pabrik Billet, Batang Kawat, Besi Beton dan Profil Seluruh Indonesia (ABBEPSI), Asosiasi Produsen Baja Lembaran Indonesia (APBALI), Asosiasi Pemotongan Baja Lembaran Seluruh Indonesia (APBALSI), Gabungan Pabrik Pipa Baja Indonesia (GAPIPA), Gabungan Pabrik Seng Indonesia (GAPSI), dan Ikatan Pabrik Paku dan Kawat Indonesia (IPPAKI).

Lucia, juga Treasurer of Global Road Safety Partnership Indonesia (komunitas sipil peduli keselamatan di jalan raya dirian 2008), dan Chief Strategy Development and Relations Officer Lembaga Konsil Bangunan Hijau Indonesia atau Green Building Council Indonesia (GBCI, dirian 2009), keduanya per Mei 2013.

Lucia juga Wakil Ketua Kebijakan Publik DPN APINDO per 2016, peserta terbaik Kursus Pemantapan Nilai-Nilai Kebangsaan (TAPLAI) Lemhanas-APINDO 2019, Anggota Dewan Eksekutif The European Business Chamber of Commerce in Indonesia (EuroCham Indonesia) per Juni 2023, dan Dewan Penasihat FEB UGM per Oktober 2023.

Sekadar flashback sekaligus pengingat, CCEP Indonesia – DPP APINDO Lampung memulai Batch 1 (saat itu masih bernama program) Bina UMKM Merdeka Belajar per Juni 2022.

Dengan peserta perdana 10 UMKM anggota APINDO domisili usaha Kota Bandarlampung hasil kurasi, dan 50 orang mahasiswa lintas kampus berbasis di Bandarlampung peserta lolos seleksi terbagi 10 grup pendamping.

Jelang penghujung 2022, UMKM Unggulan, Mahasiswa Pendamping Tangguh, Mentor Favorit (diambil dari berbagai perusahaan dan badan usaha anggota APINDO Lampung) serta satu UMKM Disabilitas Binaan, diganjar piagam penghargaan pada taja apresiasi Bina UMKM Merdeka Belajar 2022 di Hotel Sheraton Lampung, 14 Desember 2022.

Saat itu, Ketua DPP APINDO Lampung, Ary Meizari Alfian telah mengintensi program Bina UMKM Merdeka Belajar 2022 dibesut untuk dua tujuan: mendorong kemajuan UMKM, dan berikan peluang mahasiswa berkesempatan belajar nyata di lapangan.

“Peran UMKM sangat besar mendorong pertumbuhan perekonomian di Indonesia. Saat ini kita bertopang sangat besar pada UMKM kita. Maka selayaknya kita bersama sama dorong kemajuan UMKM untuk terus tumbuh. Sisi lain, kewajiban kita pula beri kesempatan generasi muda khususnya genzi dan milenial sebagai pasar dan penggerak ekonomi masa depan, masuk dalam program pembelajaran ini,” pidato Ary.

”Ini merupakan peluang dan tantangan bagi Lampung di Sumatera, di masa sekarang mau pun masa depan, karena generasi inilah yang berpotensi menjadi aktor pembangunan yang akan menentukan masa depan Indonesia.”

Sekompak, CCEP Indonesia dan DPP APINDO Lampung kala itu menstabilo bentang kendala eksisting dan tantangan besar sektor UMKM, yang harus diatasi bersama secara terpadu oleh seluruh pengampu kebijakan, oleh seluruh pemangku kepentingan terkait.

Yakni, kendala terkait legalitas atau perizinan, manajemen, inovasi dan teknologi, literasi digital, produktivitas, keberlanjutan usaha, pembiayaan usaha, branding dan pemasaran, mindset dan motivasi, sumber daya manusia, standardisasi dan sertifikasi, pemerataan pembinaan, pelatihan, dan fasilitasi.

“Program Bina UMKM Merdeka Belajar ini program tepat. Sangat efektif bagi proses pembelajaran mahasiswa, dan memiliki kemampuan merubah orientasi dari hanya cari pekerjaan menjadi membuat lapangan kerja. Pengalaman singkat lapangan yang mahasiswa dapatkan dari program ini telah buat mereka menemukan peta jalan alternatif mencapai sukses setelah kuliah,” nilai Direktur MBKM IIB Darmajaya, Dr Said Hasibuan.

Said menyebut pihaknya melihat banyaknya perubahan signifikan di tubuh UMKM peserta program yang ditunjukkan dari proses laporan bulanan dari tim mahasiswa pendamping.

Head of Corporate Communication CCEP Indonesia, Ardhina Zaiza, pidatonyi impresif.

Ardhina Zaiza menginjeksi peran korporasinyi untuk bisa ikut mendorong pertumbuhan sektor UMKM dan membina lahirnya para calon pemimpin usaha dari kalangan anak muda sebagai motor penggerak ekonomi.

“Kami ingin tumbuh bersama, mempersiapkan generasi muda membangun optimisme, melihat peluang, berani mencoba, dan menjalankan proses pembelajaran meraih sukses yang lebih baik untuk hari ini dan masa depan.”

Ada pun kini, terkait latar belakang kerja sama programatik dengan CCEP Indonesia, Ketua Umum DPN APINDO Shinta Widjaja Kamdani mengakui hasil survei internal membuktikan problem UMKM di Indonesia cukup kompleks. Dasar inilah, latar kerja sama itu.

“Hasil survei, buat kami ingin UMKM tumbuh berkelanjutan. Kami mendorong UMKM bisa memberikan dampak sosial, bukan sekadar profit,” tutur Shinta.

“Banyak perusahaan besar yang jadi anggota APINDO. Anggota inilah yang didorong jadi mentor bagi UMKM. Sekaligus menyiapkan program 1.000 Pengusaha Mengajar, untuk bantu UMKM agar terus tumbuh,” tutur ketua umum perempuan pertama ini.

Notabene, program keroyokan APINDO dan CCEP Indonesia ini juga sekaligus merupakan komitmen pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (TPB/SDGs) 2030.

Program ini, disebut-sebut pula berkontribusi bagi beberapa tujuan seperti SDG 8 yakni pekerjaan layak dan pertumbuhan ekonomi), SDG 9 (industri, inovasi, infrastruktur), dan SDG 17 (kemitraan untuk mencapai tujuan). (Muzzamil)

Pos terkait