Jepang – Jakarta, BP
Badan Kerjasama Internasional Jepang (JICA) bekerja sama dengan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengundang perwakilan berbagai kementerian untuk mengikuti pelatihan bertema “shokuiku” (pendidikan makanan dan gizi) pada tanggal 3-12 September 2024 di Tokyo dan Nagasaki.
Pelatihan ini bermaksud mempelajari pengalaman Jepang dalam mempromosikan kebiasaan makan sehat di kalangan anak-anak melalui makan bergizi di sekolah yang telah berjalan selama 100 tahun lebih.
Sembilan peserta dari berbagai kementerian dan organisasi menghadiri pelatihan ini, diantaranya Kementerian Kesehatan, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Kementerian Agama, Badan Pembangunan Nasional, Badan Pangan Nasional, serta organisasi khusus gizi seperti Southeast Asian Ministers of Education Organization – Regional Centre for Food and Nutrition (SEAMEO RECFON), dan Indonesia Food Security
Review (IFSR).
Pelatihan ini dibagi menjadi dua sesi, yaitu sesi Tokyo di mana para peserta belajar mengenai sistem dan
kebijakan makanan bergizi di sekolah di tingkat nasional, dan sesi Nagasaki di lmana para peserta mendapatkan
pengalaman langsung dengan mengamati implementasi pemberian makanan bergizi ini di sekolah dasar, dan mengunjungi berbagai tempat yang mendukung sistem makanan sekolah di Jepang.
Karena “shokuiku” di Jepang merupakan kolaborasi multisektor, materi yang didapatkan para peserta pun beragam, mulai dari sistem guru gizi, peran institusi kesehatan dalam penyelenggaraan makanan bergizi di
sekolah, manajemen dan sumber daya manusia, serta pengadaan produk lokal untuk konsumsi masyarakat setempat.
Mereka juga mengunjungi berbagai tempat yang berkaitan dengan sistem makanan bergizi sekolah di Tokyo dan Nagasaki, seperti pusat makanan bergizi, pertanian kota, dan koperasi susu, untuk mendapatkan gambaran yang komprehensif tentang ekosistem makanan bergizi sekolah di Jepang.
Pelatihan ini juga dihadiri oleh empat pejabat tinggi dari Kementerian Kesehatan, Badan Pembangunan Nasional, dan Badan Gizi Nasional yang baru saja dibentuk, yang datang di sesi Nagasaki.
“Meningkatkan gizi anak-anak merupakan komponen kunci dalam pembangunan nasional,” ujar Okamura Kenji, Senior Representative dari JICA Indonesia, yang juga datang ke Nagasaki dalam kesempatan tersebut.
Lanjutnya, Jepang memiliki pengalaman lebih dari satu abad dalam menangani masalah gizi pada anak sekolah. Kami dengan senang hati akan menawarkan pengetahuan, praktik terbaik, dan dukungan mengenai cara mengadaptasikannya ke dalam konteks Indonesia.
Pelatihan ini akan menjadi yang pertama dari beberapa pelatihan yang akan datang. JICA berharap dapat terus mendukung Indonesia dalam upaya mengatasi tantangan gizi pada anak sekolah, mendukung pendidikan mereka, dan berkontribusi pada perkembangan anak secara keseluruhan di Indonesia. (tk/rls)