Bongkar Post – Kampung Sungai Burung Penghasil Kerang Kampak Terbesar di Lampung

 

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

Tulang Bawang,

Kampung Sungai Burung Kecamatan Dente Teladas, Kabupaten Tulang Bawang adalah salah satu penghasil “Kerang Kampak (Scallop)” terbesar di Lampung, rata-rata hasil panen kerang mencapai 250 ton per bulannya.

Nelayan rata rata per harinya 7 sd 10 ton hasil tangkapan para nelayan Kampung sungai burung.

Laut yang tenang dan ekosistem yang masih ramah lingkungan menjadi habitat kerang Kampak di pesisir pantai Kabupaten Tulang Bawang.

Biasanya pada bulan Januari sampai dengan bulan Juni itu air laut tenang, tidak ada gelombang besar di saat itulah para nelayan Kampung Sungai burung panen raya, bermodalkan mesin kompresor para nelayan berjibaku menyelam ke dasar laut dengan kedalaman 5 sd 10 meter.

Dikatakan Sigit .S.W salah satu pembinaan nelayan Kampung Sungai burung satu kg kerang Kampak di hargai Rp.2500 perkilogram dibeli dari para nelayan.

“Kemudian kerang-kerang tersebut di kupas secara manual oleh para pekerja perkilogramnya pekerja di beri upah Rp 4500.,” jelas Sigit .S.W.

Lebih lanjut Sigit .S.W mengatakan rutinitas ini berlangsung bisa empat sampai enam bulan dalam satu tahun nya dan menyerap pekerja sedikitnya 60 orang mulai dari proses kupas dan Peking hasil olahan, kerang-kerang yang sudah di Peking nantinya di kirim ke Jakarta.

“Memeng kerang Kampak belum menjadi komoditas unggulan Kampung Sungai burung akan tetapi dengan modal usaha yang murah, mampu menyerap tenaga kerja dan memiliki pasar yang cukup besar di Lampung, hal ini menjadi kabar gembira di tengah-tengah kondisi lesunya perekonomian di pesisir pantai.,” jelasnya.

Sigit .S.W menambahkan pada tahun 2023 lalu dirinya bersama nelayan setempat dapat memproduksi hasil olahan kerang Kampak 1300 ton selama 6 bulan pada masa musim panen ini hanya untuk satu pembina nelayan, belum pembinaan yang lain di wilayah pesisir Kabupaten Tulang Bawang.

“Namun saat ini lokasi habitat kerang Kampak Kendala, pertumbuhannya kerang Kampak, sering dirusak oleh nelayan- nelayan yang mengunakan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan yang larang pemerintah, seperti trail, atau pukat harimau,dan garuk Medan yang mengunakan keranjang besi ukuran besar hal ini menjadi faktor rusaknya ekosistem tempat berkembang biak kerang Kampak.,” bebernya.(ris)

Pos terkait