Gajah Kompak: Gerakan Literasi Lawan Judi Online Diluncurkan di Lampung
Bongkar Post
Bandar Lampung,
Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung memperingati Hari Kunjung Perpustakaan dan Bulan Gemar Membaca dengan meluncurkan program inovatif bertajuk Gerakan Anti Judi Online Aksi Harmoni Kolaborasi Masyarakat, Penggiat, dan Antar Kelembagaan (Gajah Kompak) pada Kamis (26/9/2024).
Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan, Riski Sopyan, menyatakan bahwa program Gajah Kompak merupakan wujud komitmen pemerintah dalam meningkatkan literasi masyarakat.
“Program ini tidak hanya bertujuan meningkatkan minat baca, tetapi juga memberikan edukasi terhadap isu-isu penting, seperti literasi digital dan bahaya judi online,” ujar Riski.
Ia juga menyebutkan bahwa tema peringatan kali ini, Peningkatan Literasi Masyarakat melalui Gerakan Anti Judi Online Aksi Harmoni Kolaborasi Masyarakat dan Kelembagaan, dirancang untuk membangun kesadaran akan risiko judi online, khususnya bagi generasi muda dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
Pada kesempatan itu, Riski juga memperkenalkan Tugu Baca simbol literasi yang dilengkapi teknologi digital.
Menurutnya, melalui barcode di Tugu Baca, masyarakat dapat mengakses berbagai sumber literasi digital, seperti buku tentang literasi keuangan, bahaya judi online, dan tips investasi aman.
“Ini merupakan langkah konkret kami dalam meningkatkan literasi digital dan finansial masyarakat, serta menciptakan ruang perpustakaan yang lebih inklusif,” tambah Riski.
Dengan program Gajah Kompak dan Tugu Baca, Riski berharap perpustakaan dapat menjadi pusat literasi edukatif yang berdampak positif bagi masyarakat.
Sehingga, Langkah ini juga diharapkan diikuti oleh berbagai kabupaten dan kota di Lampung guna menanggulangi masalah sosial, terutama judi online.
“Kami berharap program ini memberikan kontribusi nyata dalam pencegahan judi online melalui peningkatan literasi keuangan dan digital,” tutupnya.
Dalam kesempatan yang sama, Pj. Bunda Literasi Provinsi Lampung, Maidawati Retnoningsih, menekankan pentingnya peran perpustakaan dalam mendekatkan literasi kepada masyarakat secara inklusif dan terjangkau.
“Perpustakaan tidak hanya menjadi sumber informasi, tetapi juga berperan penting dalam mengedukasi masyarakat agar lebih cerdas berliterasi,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan bahwa perpustakaan harus terus dievaluasi untuk memastikan peranannya dalam meningkatkan literasi di Provinsi Lampung.
“Tema peringatan Hari Kunjung Perpustakaan tahun ini, Literasi Meningkat, Indonesia Hebat, dengan tagline Peningkatan Literasi Masyarakat dalam Menghadapi Dampak Judi Online melalui Strategi Gajah Kompak, mencerminkan komitmen pemerintah dalam mewujudkan masyarakat berpengetahuan melalui budaya membaca,” ujarnya.
Ia juga menyebutkan dalam peringatan ini, berbagai lomba juga digelar oleh Perpustakaan Daerah untuk merangsang motivasi baca di kalangan masyarakat.
Dirinya sangat mengapresiasi kepada para peserta dan pihak-pihak yang mendukung terselenggaranya acara, sekaligus menyerahkan piala kepada para pemenang lomba.
“Terima kasih kepada semua pihak yang terlibat, dan selamat kepada anak-anak yang memenangkan lomba. Semoga perpustakaan kita semakin berperan dalam mencerdaskan masyarakat,” pungkasnya.
Sementara itu, Pj. Gubernur Lampung, Samsudin, yang di wakili Staf Ahli Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Intizam mengapresiasi upaya Dinas Perpustakaan dan Kearsipan beserta seluruh pihak yang telah berkolaborasi menciptakan Gajah Kompak dan Tugu Baca Literasi keuangan.
Dalam sambutannya, Samsudin menyatakan bahwa Tugu Baca tidak hanya menjadi simbol komitmen pemerintah dalam memajukan literasi di masyarakat, tetapi juga sebagai pengingat pentingnya literasi keuangan dalam kehidupan sehari-hari.
“Buku ini menjadi simbol komitmen kita dalam memajukan literasi, khususnya literasi keuangan, yang sangat penting, terutama bagi generasi muda yang kerap menjadi target kejahatan ekonomi, termasuk judi online,” ujar Samsudin.
Ia berharap dengan adanya Tugu Baca, masyarakat, khususnya anak muda, semakin sadar akan pentingnya literasi keuangan.
Edukasi yang tepat, menurutnya, sangat diperlukan agar generasi muda mampu memanfaatkan teknologi secara bijak, menghindari jebakan judi online, dan memaksimalkan potensi ekonomi yang ada.
Ia juga mengajak seluruh elemen masyarakat, mulai dari pemerintah, lembaga pendidikan, instansi terkait, hingga masyarakat umum, untuk terus berkolaborasi dalam memperkuat budaya literasi.
“Mari kita dorong pemanfaatan perpustakaan sebagai pusat interaksi yang inklusif, ramah, dan mampu menjawab kebutuhan generasi muda di era digital yang penuh tantangan,” tutupnya. (Jim)