AGK-Arinal. | dok/Muzzamil
Bongkar Post
BANDARLAMPUNG – Makin banjir isu –konon fakta yang tertunda; beredar kabar burung, cagub petahana Arinal Djunaidi bakal resmi mengumumkan bakal calon wakil gubernur pasangannya di Pilgub Lampung 2024, pada Kamis (15/8/2024) petang ini.
Hal tersebut dipertegas oleh Arinal, menjawab konfirmasi wartawan, atas beredarnya poster digital foto dirinya bersama Ketua DPD Partai Demokrat Lampung Dr Edy Irawan Arief yang ditulis di sana sebagai paket cagub-cawagub Lampung 2024-2029.
Beriringan geger politik pengunduran diri Airlangga Hartarto dari kursi ketua umum terhitung sejak Sabtu 11 Agustus lalu, diikuti rilis bersangkutan melalui video pada Minggu 12 Agustus, konferensi pers DPP Partai Golkar pada Minggu malam, dan rapat pleno DPP pada 13 Agustus malam, selaku Ketua DPD Partai Golkar Lampung, Arinal didampingi oleh sekretaris Ismet Roni, dan sejumlah elit partai beringin setempat yakni Aprozi Alam, I Made Bagiase, Supriyadi Hamzah, terpantau turut berada di Jakarta per 13 Agustus lalu itu.
Arinal Djunaidi tampak berfoto bersama figur Pelaksana Tugas Plt Ketua Umum DPP Partai Golkar Agus Gumiwang Kartasasmita (AGK). Tampak foto, senada AGK semringah, Arinal tersenyum simpul menenteng dua map. Satu kuning, satu warna lain.
AGK, mantan Menteri Sosial Kabinet Kerja kurun menjabat 24 Agustus 2018–20 Oktober 2019 penerus Idrus Marham yang dicokok KPK karena kasus korupsi. AGK menjabat Menteri Perindustrian Kabinet Indonesia Maju sejak 23 Oktober 2019 hingga saat ini, jabatan yang disandang Airlangga Hartarto era Kabinet Kerja 2016-2019 menggantikan Saleh Husin.
Di partai, AGK Wakil Ketua Umum Koordinator Bidang Perekonomian. Selaku Plt Ketum sejak penetapan 13 Agustus hingga penetapan ketum definitif melalui forum konsolidasi organisasi tertinggi partai: Munaslub yang oleh Ketua DPP Partai Golkar Dave Laksono disarankan segera guna menentukan ketum definitif sebelum pendaftaran pasangan calon Pilkada 2024 pada 27-29 Agustus mendatang.
Kendati, menurut KPU, amanat UU dan PKPU memungkinkan tak harus ketum definitif yang menandatangani-mendaftarkan paslonkada.
Konfigurasi politiknya per 15 Agustus, setelah bacagub diunggulkan, Rahmat Mirzani Djausal (RMD) terpantau sejenak cooling down uber surat rekomendasi pencalonan B1KWK dari sejumlah DPP parpol nasional peserta Pemilu 2024 bakal pengusung dan pendukung calon yang belum berlayar, usai kantongi total 37 kursi DPRD Provinsi, dari partainya sendiri Gerindra (16), PKB (11), dan NasDem (10).
Artinya dari total 85 kursi DPRD Lampung Raihan 8 parpol, masih ada 9 kursi Partai Demokrat, 8 kursi PAN, dan 7 kursi PKS, total 24 “kursi panas”, selain 13 “kursi dingin” PDI Perjuangan pengusung bacagub/bacawagub Umar Ahmad (UA), dan yang hingga detik ini sulit goyang, 11 kursi Golkar pengusung Arinal.
Pengingat, berdasar SK dan Berita Acara Pleno Penetapan Perolehan Kursi Parpol dan Penetapan Calon Terpilih, KPU Lampung menetapkan 85 caleg DPRD Lampung 2024-2029 melalui surat MK Nomor 2384/HP.10.04/04/2024 tanggal 29 April 2024 perihal Jawaban atas Permintaan Data Rekapitulasi Permohonan PHPU 2024, dimana Pileg DPRD Lampung tak termasuk lokus Permohonan PHPU DPRD 2024 di MK.
Kini dengan RMD/Gerindra-PKB-NasDem 37 kursi, Umar Ahmad/PDI Perjuangan 13 kursi, dan Arinal/Golkar 11 kursi, sementara 61 kursi telah tertambat sauh standby lepas jangkar siap berlayar, 24 kursi belum bernahkoda.
Sekadar cocoklogi, andai UA/PDI Perjuangan 13 kursi gaet bacawagub Demokrat Dr Edy Irawan Arief 9 kursi, perahu politik UA-EIA siap berlayar.
Andai UA/PDI Perjuangan modal 13 kursi gaet bacawagub PAN (nama belum pasti) 8 kursi, perahu politik duet UA-bacawagub PAN juga siap berlayar.
Andai UA/PDI Perjuangan modal 13 kursi gaet bacawagub PKS (nama belum pasti) 7 kursi, perahu politik duet UA-bacawagub PKS pun juga siap berlayar.
Andai Arinal/Golkar (11 kursi) gaet bacawagub PAN (nama belum pasti) 8 kursi, perahu Arinal-bacawagub PAN juga siap berlayar. Dengan asumsi Arinal-bacawagub PAn ini benar kejadian, dan RMD stop borong parpol pengusung, ruang usungan Umar pun masih longgar, masih ada 16 kursi Demokrat-PKS.
Andai Arinal/Golkar (11 kursi) gaet bacawagub hasil kompromi (nama belum pasti) dan dapat rekom B1KWK dari PAN 8 kursi dan PKS 7 kursi perahu politik Arinal-bacawagub kompromi itu pun siap berlayar. Idem, dengan asumsi RMD stop borong parpol pengusung, ruang usungan Umar Ahmad pun idem longgar, ada 9 kursi Demokrat.
Andai Arinal/Golkar (11 kursi) gaet bacawagub hasil kompromi, sukses borong usungan PAN, Demokrat, PKS sekaligus total 24 kursi, dengan asumsi saat bersamaan RMD pun stop borong parpol pengusung, ruang usungan Umar Ahmad pun habis.
Andai RMD yang menang ‘ligat’ berhasil raup dukungan PAN, Demokrat, dan PKS sekaligus, maka tamat sudah riwayat pencalonan Umar dan Arinal masing-masing, dan namanya juga politik adalah seni kemungkinan sekaligus seni ketidakmungkinan, meminjam istilah tenar mendiang pelawak Srimulat Asmuni, “tidak ada hil yang mustahal”, bukan mustahil lahir poros baru koalisi PDI Perjuangan dan Partai Golkar dengan konfigurasi kompromi politik berbasis kursi.
Misal lainnya, andai RMD yang menang ‘ligat’ berhasil raup dukungan baru PAN, Demokrat, PKS sekaligus, tadi, disekaliguskan dengan berhasil cipta-kondisi jadikan UA bacawagub, maka selain tamat sudah riwayat pencalonan Arinal, senada diulang namanya juga politik adalah seni kemungkinan sekaligus seni ketidakmungkinan, bukan mustahil poros gagal Golkar berubah diam, atau merapat usung RMD-UA dengan konfigurasi kompromi politik berbasis kursi. Calon tunggal?
Masih ada cocoklogi lainnya Sidang Pembaca, misal justru bakal ada parpol peraih kursi DPRD Lampung yang absen dan abstain tak usung tak dukung cagub-cawagub mana pun nantinya. Mungkinkah?
No lover no baper, sekali lagi inilah buah dinamis seni kemungkinan sekaligus seni ketidakmungkinan sebagaimana dimaksud. Lainnya sila kembangkan sendiri, pembaca. Kabar terbaru lainnya, santer dikabarkan, masih butuh verifikasi, Demokrat Lampung isunya telah merapat ke bacagub RMD.
April-Mei bulan penjaringan, Mei-Juni bulan penyaringan, Juni-Juli bulan penugasan, tiba Agustus bulan B1KWK. Pilgub baru dihelat 27 November, notabene 27 Agustus ini “selesai”?
Satu bilang ‘mustahal’ janur kuning belum melengkung, bilang lainnya. (Muzzamil)