Bandar Lampung, BP
Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung melaunching Pengembangan Agribilitas Peternakan Usaha Masyarakat Beternak Untuk Lampung Berjaya Model Umbul Berjaya.
Gubernur Lampung yang diwakili Ir. Mulyadi Irsan, MT., selaku Asisten Perekonomian dan Pembangunan Provinsi Lampung dalam sambutannya menyampaikan, Provinsi Lampung dikenal sebagai salah satu lumbung ternak atau sentra populasi ternak nasional.
“Menurut data sensus pertanian 2023
yang dirilis oleh BPS pada Desember 2023, data populasi sapi di Provinsi
Lampung sebanyak 751.390 ekor.
Dengan Jumlah tersebut merupakan 6,2% jumlah total populasi sapi 12.190.152 ekor, yang menempati peringkat ketujuh secara nasional,” kata dia.
Ia juga menuturkan, tidak hanya ternak sapi, komoditas ternak kambing juga menjadi unggulan di Lampung.
“Ternak kambing menempati urutan populasi terbanyak ke 3 setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur,” ujar Mulyadi.
Menurut dia, di Provinsi Lampung usaha peternakan belum berkembang pesat, padahal permintaan terhadap sapi domestik dan komoditas ternak lainnyaa sangat besar.
“Konsumsi daging serta susu selalu mengalami peningkatan setiap tahunnya. Namun, kendala yang ditemui yaitu sebagian besar pelaku usaha adalah peternak tradisional dengan jumlah kepemilikan ternak yang terbatas, belum berorientasi bisnis, ternak dipelihara sebagai tabungan keluarga dan manajemen pemeliharaan sederhana sehingga pertumbuhan dan produktivitas ternak tidak optimal,” ucapnya.
Dengan demikian, keuntungan yang dihasilkan pun tidak maksimal dan masih merebaknya kasus penyakit hewan menular strategis yang dapat mengganggu produktivitas ternak.
Oleh karena itu, Pemerintah Provinsi Lampung menyambut baik gagasan yang dicanangkan oleh Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung dengan pengembangan agribisnis melalui model Umbul Berjaya.
“Saya menyambut baik dengan adanya Model Umbul Berjaya, karena fokus pemerintah tidak hanya peningkatan populasi, namun kepada peningkatan kesejahteraan peternak,” kata Mulyadi.
Dengan konsep tersebut, pengembangan usaha dilakukan secara terpadu dalam suatu ekosistem yang melibatkan
berbagai pemangku kepentingan yaitu instansi pemerintah/swasta, perbankan, perguruan tinggi, BUMN dan organisasi profesi.
Yang semula peternak berkutat pada sektor hulu, akan didampingi intensif dalam lembinaan teknis, penguatan nilai tambah dan daya saing, akses permodalan dan pemasaran produk.
Mulyadi mengatakan, lengembangan agribisnis peternakan bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah semata, namun juga melibatkan seluruh
stakeholder di dalamnya.
“Dengan adanya kolaborasi berbagai multi stakeholder yang terlibat, dengan berbagai peran dan tanggung jawab yang saling melengkapi maka diharapkan memberikan dampak positif yang lebih besar bagi produksi, populasi dan tingkat kesejahteraan masyarakat,” kata dia.
Sementara, Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Provinsi Lampung Ir. Lili Mawarti, M.Si mengatakan, Model Umbul Berjaya memiliki 2 klaster peternakan.
“Klaster Peternakan Kambing/Domba dan Klaster Peternakan Unggas,” kata dia.
Klaster peternakan kambing/domba meliputi subsistem hulu, budidaya, dan subsistem hilir.
Subsistem Hulu Kambing/domba dengan Dukungan Dinas Peternakan:
1. Pendampingan GBP (Good Breeding Practice) & GFP (Good Farming Processi.
2. Pendataan Alsintan.
3. Pendataan Potensi Pakan.
4. Penguatan kelembagaan.
5. Pendampingan akses pembiayaan.
Budidaya Kambing/domba dengan dukungan Dinas Peternakan:
1. Pembinaan Usaha Pembibitan
2. Pembinaan dan Pelayanan Keswan
3. Pelatihan Pengolahan Produk
4. Pendampingan Pengolahan & Teknologi Pakan
5.Digitalisasi Teknologi.
6.SOP Budidaya
Dan dilanjutkan dengan Unit Usaha/ Korporasi, Output Produksi, Offtaker, dan Input Produksi itu dilakukan berulang-ulang saat berternak.
Subsistem Hilir dengan dukungan dinas peternakan:
1.Pemasaran (offline/online).
2.Pengembangan klaster.
3.Sertifikasi NKV budidaya dan produk.
4.Surat Keterangan Layak Bibit (SKLB).
5.Kampanye gizi.
6.analisis pakan.
7.SOP kegiatan hilir.
Sementara, peternakan klaster unggas meliputi subsistem hulu, budidaya,dan subsistem hilir sama seperti kambing/domba.
Subsistem hulu dengan Dukungan Dinas Peternakan yang berisi :
1. Pendampingan GBP (Good Breeding Practice) & GFP (Good Farming Process.
2. Pelayanan Keswan (vaksinasi pengobatan, vitamin)
3. Pendataan Alsintan
4. Pendataan Potensi Pakan
5. Penguatan kelembagaan
6. Pendampingan akses pembiayaan
Budidaya dengan dukungan dinas peternakan yang berisi:
1. Pembinaan usaha pembibitan.
2. Pembinaan Keswan.
3. Pelatihan pengolahan produk.
4. Pendampingan pengolahan & teknologi pakan.
5. Digitalisasi/teknologi.
6. SOP Budidaya.
Dan dilanjutkan dengan Unit Usaha/ Korporasi,Output Produksi,Offtaker,dan Input Produksi itu dilakukan berulang-ulang saat berternak.
Subsistem hilir dengan dukungan dinas peternakan yang berisi:
1. Pemasaran (offline/online).
2. Pengembangan klaster.
3. Sertifikasi NKV budidaya dan produk.
4 Kampanye gizi.
5. Analisa pakan.
6. SOP Kegiatan Hilir
Dengan adanya Model Umbul Berjaya, kedepan para peternak di Lampung sudah berorientasi bisnis dalam suatu klaster berdasarkan komoditas ternak potensial di wilayahnya.
“Berorientasi bisnis dalam suatu klaster dari hulu hingga hilir dalam suatu ekosistim agribisnis berdasarkan komoditas ternak yang pontensial,” ucap Lili. (Zimi)







