Bongkar Post – Camat dan Lurah Labuhan Ratu Raya Pantau Lokasi Banjir di RT 03 

 

Bongkar Post

Bacaan Lainnya

Bandar Lampung, BP

Camat Labuhan Ratu, Septia Isparina, S.Sos. MM dan Lurah Labuhan Ratu Raya Ahyarudin, SE memantau langsung lokasi titik banjir di Famili VI ujung RT 03 LK II Kelurahan Labuhan Ratu Raya (LaburaRa) Kecamatan Labuhan Ratu Bandar Lampung.

Pemantauan lokasi banjir tersebut menurut Ahyar, sapaan akrabnya, juga didampingi warga dan RT. Dan memang air sangat deras dari arah siring Kampung Baru ke Famili VI ujung. “Saya bersama bu camat dan tim didampingi RT dan warga sudah turun melihat langsung titik banjir. Dan memang terdapat luapan air cukup tinggi,” kata Ahyar dikonfirmasi, Minggu petang (7/1/2024).

Dia menjelaskan, selain di Famili VI ujung, terdapat sejumlah lokasi lain yang menurut warga juga mengalami kondisi yang sama. “Termasuk di RT 03 Rekso Bandung dan depan cucian Edi JL. Untung Suropati, menjadi perhatian serius kami,” jelas dia.

Khusus di Famili VI Ujung, Ahyar menyebut, dampak banjir yang ditimbulkan disebabkan karena drainase/badan siring yang menyempit. Sehingga volume air yang dialirkan dari aliran Kampung Baru tidak tertampung. “Meluap ke badan jalan. Dan Insya Allah di 2024 ini dapat diatasi. Karena sudah masuk usulan ke PU Kota Bandar Lampung melalui tim dari PU yang sudah mengecek lokasi,” jelasnya.

Sama halnya di Famili VI ujung, di Rekso Bandung dan depan cucian Edi Jalan Untung Suropati menurut Ahyar, air juga kerap kali meluap kebadan jalan.

“Lagi-lagi penyebabnya adalah badan siring yang sempit. Selain tumpukan sampah yang menyumbat,” terang dia.

Terkait hal ini, menurut Ahyar, sebagai perpanjangan tangan camat dirinya menghimbau dan mengajak warga untuk menjaga lingkungan agar tetap bersih dan sehat. “Gotong royong dan tidak membuang sampah sembarangan adalah solusi kita menjaga lingkungan agar bebas banjir,” pungkasnya.

Terpisah, Tasmanudin salah satu sesepuh RT 03 LK II Labuhan Ratu Raya mengaku jenuh dengan dampak banjir yang dialami.

Dia mengatakan, sejak ia dan keluarganya tinggal di Famili VI, saluran air yang berbatasan langsung dengan Kampung Baru kerap kali mendatangkan banjir. “Itu karena pembuangan tidak imbang dengan air yang datang dari hulu,” ujarnya.

Banjir dengan ketinggian selutut sampai sepinggang orang dewasa itu menurut Tasman, memang cukup melelahkan dan mengkhawatirkan. “Apalagi kalau saat tengah malam hujan deras. Harus berjibaku membantu melancarkan saluran air. Khawatir masuk ke permukiman penduduk,” pungkas pelindung masyarakat (Linmas) itu menuturkan. (Zul)

Pos terkait