BI Lampung Mengklaim Transaksi Sistem Pembayaran Pada TW-I 2024 di Lampung Tetap Tumbuh Kuat
Bandar Lampung, BP
KPw Bank Indonesia provinsi Lampung terus memperkuat bauran kebijakan, salah satunya adalah dengan sistem pembayaran, Untuk menjaga stabilitas dan mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan di tengah peningkatan ketidak pastian pasar keuangan global.
Arry Priyanto, Kepala Tim Implementasi Kebijakan Sistem Pembayaran Bank Indonesia Provinsi Lampung menjelaskan, bahwa Kebijakan sistem pembayaran diarahkan untuk memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.
“Penguatan literasi digital dan manajemen risiko penyelenggara dan masyarakat pengguna sistem pembayaran, termasuk berbagai inovasi yang mendukung inisiatif tersebut, guna memperkuat stabilitassistem pembayaran dalam rangka mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.” Ujarnya, saat kegiatan pertemuan dengan media, di Bukit Randu Resto, Rabu 8/5/2024.
Menurutnya, Transaksi SP Secara Nasional pada TW-I 2024 tumbuh lebih kuat, dengan Nominal Transaksi BI-RTGS meningkat 6,62% (yoy) mencapai Rp42.005,48 triliun. Dan juga Volume transaksi QRIS tumbuh akseleratif 160% (yoy), didukung jumlah pengguna mencapai 48,12 juta dan jumlah merchant 31,6 juta.
Sementara itu, nominal transaksi pembayaran menggunakan kartu ATM/D turun sebesar 3,80% (yoy) sehingga mencapai Rp1.831,77 triliun. Nominal kartu kredit masih meningkat 7,71% (yoy) mencapai Rp105,13 triliun.
“Nominal dan Volume transaksi Digital Banking tumbuh positif sebesar 16,15% (yoy) dan 39% (yoy) didorong transaksi transfer melalui mobile banking. Serta, nominal dan Volume transaksi Uang Elektronik juga meningkat 41,70% (yoy) dan 40% (yoy),” ucapnya.
“Lalu, Uang Kartal yang Diedarkan (UYD) meningkat sebesar 13,15% (yoy),” sambungnya.
Arry Priyanto mengatakan, bahwa diprovinsi Lampung sendiri, Transaksi SP pada TW-I 2024 tetap tumbuh kuat, dengan Nominal Transaksi BI-RTGS meningkat 31,29% (yoy) mencapai Rp40.547,74 triliun, namun secara volume melambat 13,17% (yoy). Sementara itu, Nominal dan volume transaksi uang elektronik meningkat masing-masing 4,04% (yoy) menjadi dan 14,53% (yoy).
Menurut data yang ia sampaikan, Perkembangan Pengguna sistem pembayaran QRIS di Lampung mencapai 1.188 ribu User Pengguna QRIS pada Posisi Mar 2024, +14.312 atau tumbuh 3,43% (ytd) dibanding Desember 2023. Dengan Perkembangan Transaksi, Nominal transaksi meningkat 168,3% (yoy) pada Mar-24.
“Sementara itu, Perkembangan Jumlah Merchant QRIS di Lampung pada posisi 30 April 2024 mencapai 531 ribu +24.202 atau tumbuh 4,77% dibanding Desember 2023,” ungkap Arry.
Dalam hal ini berarti, QRIS di Provinsi Lampung terakselerasi, yang mana Berdasarkan data Bank Indonesia, jumlah merchant QRIS terbanyak di Provinsi Lampung terpusat di Kota Bandar Lampung yakni sebesar 49%, diikuti oleh Lampung Tengah (10%), Lampung Selatan (9%), dan Kota Metro (6%).
Berdasarkan kategori UMKM, penerapan UMKM paling besar pengguna QRIS berada pada kategori UMKM mikro dengan pangsa sebesar 61%. dikarenakan model bisnis pembayaran QRIS yang relatif mudah danmurah dari segi penggunaan maupun pemeliharaan.(Jimi)