Ekofeminisme dan Peran Perempuan Dalam Pengelolaan Air di Indonesia
Oleh :
1. Rizky Rahman Kurnia Putra
2. Nana Mairani Supri
3. Rahma Yanda, S.Si., M.Eng., Ph.D
Ekofeminisme yaitu gabungan kata dari Ekologi dan Feminim merupakan suatu gerakan kepedulian terhadap lingkungan untuk mencapai keadilan dan keseimbangan akses perempuan terhadap pengelolaan air.
Dimana cara pemahaman peran perempuan dalam melakukan pengelolaan air. Ekofeminisme menghubungkan isu-isu lingkungan (perubahan iklim, pencemaran lingkungan, dan krisis air) dan isu-isu gender (ketidaksetaraan dalam akses pendidikan, partisipasi dan pengambilan keputusan). Dalam pengelolaan air di Indonesia, seperti yang kita ketahui bersama, peran perempuan memiliki dampak yang penting dan berpengaruh dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan lingkungan terutama dalam kegiatan sehari-hari seperti pengelolaan sumber air, mata pencarian dalam bidang pertanian, pemenuhan kebutuhan keluarga dan meningkatkan akses air bersih. Perempuan lebih bergantung terhadap air, kenapa? karena perempuan sering mengakses air untuk kebutuhan sehari-hari keluarganya.
Oleh sebab itu, pemberdayaan perempuan dan pengakuan terhadap peran mereka dalam pengelolaan air dapat menjaga keseimbangan ekologi serta kesejahteraan perempuan mencakup akses ekonomi, sosial dan lingkungan.
Kesadaran para perempuan terhadap pengelolaan air berperan dalam penyelamatan ketersediaan air sehingga tercipta kehidupan yang eco-friendly dan women friendly. Apa itu eco-friendly dan women friendly? disini dijelaskan bahwa eco-friendly sendiri merujuk pada tindakan yang meminimalkan dampak negatif terhadap pencemaran air.
Hal ini mencakup penggunaan sumber daya secara bijak, kemudian women friendly itu sendiri mencakup upaya menciptakan lingkungan yang mendukung perempuan, kesetaraan gender, dan akses yang setara terhadap pendidikan. Women friendly berupaya untuk menciptakan ruang dimana perempuan dapat berkembang dan berpartisipasi sepenuhnya tanpa adanya diskriminasi dan hambatan yang ada.
Di Indonesia hubungan antara ekofeminisme dan peran perempuan dalam pengelolaan air erat kaitannya dengan dinamika sosial, ekonomi, dan lingkungan.
Beberapa aspek yang dapat dipertimbangkan adalah :
Pertama, kurangnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan
Kurangnya partisipasi perempuan dalam pengambilan keputusan bisa merugikan karena mengabaikan beragam sudut pandang tentang keberlanjutan terhadap pengelolaan air. Penting untuk melibatkan berbagai pihak agar kebijakan pengelolaan sumber daya air menghasilkan hasil yang diinginkan.
Kedua, ketidaksetaraan dalam akses dan kontrol terhadap air
Hal ini termasuk masalah serius yang dapat memperburuk kesenjangan, mengapa demikian? karena perempuan pada umumnya didalam rumah tangga masih banyak menjadi pelaku ekonomi pasif, semisal ketika sesudah menikah perempuan dilarang untuk bekerja sehingga pendapatan dalam keluarga menurun, sehingga perempuan menghadapi tantangan lebih besar dalam memenuhi kebutuhan air. Penting untuk mengupayakan kebijakan yang memastikan akses setara terhadap sumber daya air. Hal ini berhubungan dengan point yang pertama tadi dengan melibatkan kontrol pengambilan keputusan untuk memastikan apakah suara perempuan di dengar.
Ketiga, dampak negatif perubahan iklim dan krisis air terhadap perempuan
Perubahan iklim dan krisis air memiliki dampak negatif terutama terhadap perempuan karena peran dan tanggung jawab mereka dalam meliputi pekerjaan rumah tangga (merawat anak, memasak, membersihkan dan mengelola rumah) serta pengelolaan air dan sumber daya alam. Krisis air dapat meningkatkan beban kerja perempuan dikarenakan perubahan iklim yang memperburuk akses mereka terhadap air bersih, meningkatkan risiko kesehatan dan menciptakan tantangan ekonomi bagi perempuan dibidang mata pencarian pertanian.
Solusi untuk mengatasi beberapa masalah ekofeminisme dan peran perempuan terhadap pengelolaan air :
Pertama, kebijakan dan program tanpa membedakan dari segala aspek gender
Hal ini salah satu langkah untuk memastikan akses yang adil dan setara dalam pengelolaan sumber daya air bersih dalam kehidupan sehari-hari, memberikan perempuan peluang untuk pengambilan keputusan terkait air diberbagai bidang seperti pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan.
Kedua, pendidikan dan pelatihan perempuan terhadap pengelolaan air
Pelatihan perempuan terhadap pengelolaan air dapat membangun keterampilan dan pengetahuan perempuan dalam pengelolaan air dimana disini kita dapat meningkatkan peran perempuan dalam pengambilan keputusan. Pendidikan gender terkait air dapat membantu perempuan memahami dampak positif dari pengelolaan air terhadap kesejahteraan keluarga, kesehatan, dan lingkungan.
Ketiga, kerjasama dengan komunitas ekofeminisme
Jadi, Bagaimana caranya? dengan melakukan upaya menyatukan komunitas ekfominisme untuk memahami dan menanggapi isu-isu lingkungan dan kesetaraan gender secara bersama-sama dengan tujuan menciptakan solusi yang memperhatikan kesejahteraan perempuan dan lingkungan. Dimana kita dapat mewujudkan perubahan positif dalam kesetaraan gender maupun lingkungan.**