DIRGAHAYU! – Suasana Sidang Terbuka Senat ITERA dalam rangka Peringatan Dies Natalis ke-11 di kampus setempat, Senin. | dok. ITERA/Muzzamil
BANDARLAMPUNG, BONGKARPOST.CO.ID — Dirgahayu Institut Teknologi Sumatera (ITERA) 6 Oktober 2025!
ITERA, perguruan tinggi negeri (PTN) kebanggaan bersama pemerintah dan rakyat Indonesia di Pulau Sumatra, rintisan dan binaan Institut Teknologi Bandung (ITB), fokus pengembangan sains dan teknologi, berkampus di lahan 285 hektar bilangan Jl Terusan Ryacudu Desa Way Huwi (Kotabaru) Kecamatan Jati Agung, Lampung Selatan, ini genap 11 tahun pada 6 Oktober 2025.
Tak terasa, kiprah sumbangsih pengabdian kampus dirian 6 Oktober 2014 silam tersebut bagi pembangunan sumber daya manusia unggul berdaya saing global terus menapaki babak demi babak pendewasaan kinetiknya.
Tak terasa, 11 tahun suka duka perjalanan, tersandung terseok nun maju terus pantang mundur, kini ITERA pun telah relatif mewujud (manifes) menjadi rumah bagi sekitar 23.842 mahasiswa-mahasiswi, telah berkontribusi meluluskan lebih dari 10 ribu alumni lintas program studi nan berkontribusi pula dalam bidang sains dan teknologi di Tanah Air.
Tak terasa pula, dengan menggetok-tularkan praktik baik pengampuan proses kelahiran program studi demi program studi nan terus disesuaikan dan bersesuaian dengan situasi dan kondisi, dengan kebutuhan obyektif, dan dengan kekayaan potensi sumber daya yang ada, lahir, tumbuh besar di Sumatera.
Dan tentunya, melalui beragam purwarupa pendekatan pengampuan proses pendirian, pembangunan dan pengembangan program studi demi program studi dimaksud dengan tetap melekatkan diri pada karkhas ITB.
Yang nama prodinya boleh jadi sama, tetapi “dengan karakteristik rinci yang berbeda dengan yang ada di ITB saat ini, nun tetap dengan mengadopsi dan mengadaptasi budaya dan karakter pengembangan keilmuan yang kuat yang dimiliki ITB”, dan dengan terus memperhatikan kearifan lokal dan budaya luhur masyarakat setempat.
Dan tak terasa, 11 tahun perjalanan, ibarat gadis molek, ITERA terpantau telah berhasil dan terus kencang upaya untuk merebut sekaligus mempertahankan daya tariknya: sebagai bagian universitas kelas dunia.
Dalam bahasa mbok jamu, usia ITERA boleh disebut masih bau kencur tapi bicara khasiat ITERA bak beras kencur. Top bin manjur.
Didukung sumberdaya 778 dosen pengajar, ITERA kini memiliki 42 program studi (Prodi) S1 ampuan di tiga jurusan (kini Fakultas). Lantaran kaya prospektus, kesemuanya konon prospektif.
Di Fakultas Teknologi Infrastruktur dan Kewilayahan ada 10 prodi yakni Prodi Teknik Geomatika, Prodi Perencanaan Wilayah dan Kota, Prodi Teknik Sipil, Prodi Arsitektur, Prodi Teknik Lingkungan, Prodi Teknik Kelautan, Prodi Desain Komunikasi Visual, Prodi Arsitektur Lanskap, Prodi Teknik Perkeretaapian, dan Prodi Rekayasa Tata Kelola Air Terpadu.
Di Fakultas Teknologi dan Industri, (semula: Jurusan Teknologi Produksi dan Industri), ada 20 prodi yaitu Prodi Teknik Elektro, Prodi Teknik Geofisika, Prodi Teknik Informatika, Prodi Teknik Geologi, Prodi Teknik Mesin, Prodi Teknik Industri, Prodi Teknik Kimia, Prodi Teknik Fisika, Prodi Teknik Biosistem, Prodi Teknologi Industri Pertanian, Prodi Teknologi Pangan, Prodi Teknik Sistem Energi, Prodi Teknik Pertambangan, Prodi Teknik Material, Prodi Teknik Telekomunikasi, Rekayasa Kehutanan, Prodi Teknik Biomedik, Prodi Rekayasa Kosmetik, Prodi Rekayasa Minyak dan Gas, serta Prodi Rekayasa Instrumentasi dan Automasi.
Dan 10 prodi di Fakultas Sains, yakni Prodi Fisika, Prodi Matematika, Prodi Biologi, Prodi Kimia, Prodi Farmasi, Prodi Atmosfer dan Keplanetan, Prodi Sains Aktuaria, Prodi Sains Lingkungan Kelautan, Prodi Sains Data, dan Prodi Magister Fisika.
Teranyar, ITERA persembahkan pula prodi baru berspirit pembaruan, Prodi Pariwisata.
JASMERAH: ITERA DALAM OKTAF SEJARAH
Notabene, tahun 2025 ini merupakan tahun perdana ITERA mulai melepaskan diri dari “persusuan” ITB, induk semangnya. Kita sebut saja, ITERA telah usai “disapih”.
Simpulan ini merujuk pada anatomi proses berdirinya. Syahdan bersamaan, Presiden ke-6 Indonesia, Susilo Bambang Yudhoyono, meresmikan pendirian ITERA di Kabupaten Lampung Selatan, Provinsi Lampung, dan Institut Teknologi Kalimantan (ITK) di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, sebagai PTN, pada 6 Oktober 2014 silam.
Khusus ITERA, didirikan berdasar Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 124/2014. Meski demikian, meski diresmikan 2014, ITERA telah memulai kegiatan akademik dan menerima mahasiswa sejak dwiwarsa sebelum, sejak tahun akademik 2012/2013.
ITERA dirintis pendiriannya, dikembangkan, dibina ITB selama 10 tahun rentang 2014—2024 dengan kualitas minimal setara ITB.
Prodi diselenggarakan ITERA adalah untuk pemenuhan kebutuhan tenaga sarjana di Indonesia, khusunya di Sumatra. Dimana sebelum ITERA dan ITK lahir, Indonesia praktis baru memiliki dua Institut Teknologi diunggulkan, yaitu ITB dan Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya; di Jawa.
Satu sisi, ITB dan ITS kapasitasnya sudah melebihi daya tampung maksimalnya. Sisi lain, kebutuhan lulusan institut teknologi di tingkat nasional semakin meningkat.
Atas dasar kebutuhan tersebut, saat itu saat masih bernama Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) lalu memutuskan menambah jumlah institut teknologi di Tanah Air dalam rangka peningkatan, pemerataan kualitas SDM pada tingkat nasional.
Khusus ITERA, pembangunannya dikaitkan pula dengan Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonom Indonesia (MP3EI), dimana penggalan dokumen lnya ada menyebut bahwa “salah satu prinsip dasar bagi keberhasilan pembangunan adalah produktivitas, inovasi, dan kreatifitas yang didorong oleh Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK), dan ini dipandang sebagai salah satu pilar perubahan. Dalam kaitan ini, pengembangan SDM yang unggul, berkualitas, menguasai IPTEK, sekaligus memiliki karakter kewirausahaan yang baik menjadi sangatlah penting.”
Peningkatan kemampuan SDM dan IPTEK nasional, jadi satu dari tiga strategi utama pelaksanaan MP3EI. Ini dikarenakan pada era ekonomi berbasis pengetahuan, mesin pertumbuhan ekonomi sangat bergantung pada kapitalisasi hasil penemuan menjadi produk inovasi.
Diklaim, kunci keberhasilan pelaksanaan MP3EI, salah satunya tergantung pada upaya cerdas dan efektif para aktor subyek ekosistem inovasi (pentahelika plus) mulai dari unsur akademisi atau peneliti, dunia usaha dunia industri (DUDI), komunitas masyarakat, legislator, dan pemerintah.
Beberapa pemikiran yang harus diupayakan dalam perencanaan dan pemanfaatan cerdas potensi anak bangsa guna bangun Indonesia maju bermartabat, antara lain pertama: menciptakan SDM yang memiliki kompetensi, berkepribadian luhur, berharkat dan bermartabat melalui pendidikan sains teknologi, pranata sosial dan humaniora yang berkualitas.
Kedua, optimalisasi sumber daya manusia berpendidikan S2-S3 yang telah ada, dan menambah 7.000-10.000 Ph.D di bidang sains dan teknologi secara bertahap dan terencana.
Ketiga, pengadaan laboratorium berstandar international di bidang ilmu-ilmu dasar maupun terapan di perguruan tinggi, lembaga litbang LPK dan LPNK serta pusat riset swasta untuk kepentingan kemakmuran bangsa; keempat, kerja sama internasional yang dorong pemahaman dan penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi serta pemanfaatan berbagai best practices yang sudah dikembangkan di berbagai negara.
Adapun, potensi sumber daya energi wilayah Sumatera (minyak bumi, gas bumi, batubara, panas bumi) tersebar berlimpah merupakan modal dasar wujudkan Sumatra sebagai lumbung energi khususnya melalui pembangunan ketenagalistrikan dan penyediaan energi bahan bakar dan industri.
Dalam konteks strategi utama pelaksanaan MP3EI, peran SDM berpendidikan jadi kunci utama pendukung pertumbuhan ekonomi berkesinambungan. Karena itu, tujuan utama sistem pendidikan pelatihan guna dukung hal tersebut haruslah bisa menciptakan SDM yang mampu beradaptasi cepat terhadap perkembangan sains dan teknologi.
Upaya percepatan pembangunan nasional, khususnya bidang sains, teknologi dan seni, perlu kesiapan penyediaan SDM unggul.
Untuk itu Kemdikbud programkan pendirian institut teknologi negeri di Pulau Sumatra.
Penyusunan proposal pendirian dibesut per 2011. Disusul terbit beleid Surat Keputusan Mendikbud RI Nomor 060/P/2012 tentang penetapan lokasi pendirian ITERA di Kota Baru Jati Agung, Lampung Selatan.
Adapun, status penyelenggaraan perguruan tingginya ditetapkan melalui Keputusan Presiden (Keppres). Berkenaan rencana itu, berdasar penugasan dari Kemdikbud, pada tahap awal (sembari menanti pembangunan infrastruktur kampus kelar), pengembangan dan penyelenggaraan dilaksanakan oleh ITB bekerja sama dengan seluruh Pemerintah Provinsi (Pemprov) di Pulau Sumatera.
ITERA KINI DAN NANTI
ITERA yang mengampu visi mulia, yaitu “Menjadi perguruan tinggi yang unggul, bermartabat, mandiri, dan diakui dunia, serta berkontribusi dalam perubahan yang mampu meningkatkan kesejahteraan bangsa Indonesia dan dunia dengan memberdayakan potensi yang ada di wilayah Sumatera dan sekitarnya.”
Dan misi otentik, “Berperan aktif pada pemberdayaan potensi yang ada di wilayah Sumatera khususnya, dan Indonesia serta dunia melalui keunggulan dalam pendidikan, penelitian dan pengabdian pada masyarakat dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan ilmu kemanusiaan.”
Serta tujuan agregatif, yakni “Memajukan, mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, ilmu kemanusiaan, untuk meningkatkan kesejahteraan penduduk Sumatera khususnya, dan bangsa Indonesia sejalan dengan dinamika masyarakat Indonesia serta masyarakat dunia, dengan tetap menjunjung tinggi nilai-nilai sosial, kemanusiaan, dan lingkungan melalui wahana Tridharma Perguruan Tinggi. Dengan penugasan ITB untuk melahirkan ITERA, diharapkan ITERA menjadi perguruan tinggi dengan reputasi dan yang kualitas mendekati ITB.”
Bertugas: menyelenggarakan pendidikan
akademik dan dapat menyelenggarakan pendidikan vokasi dalam sejumlah rumpun ilmu pengetahuan dan/atau teknologi tertentu dan jika memenuhi syarat dapat menyelenggarakan pendidikan profesi.
Berfungsi pelaksanaan dan pengembangan pendidikan tinggi; pelaksanaan penelitian untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; pelaksanaan pembinaan sivitas akademika dan hubungannya dengan lingkungan; dan pelaksanaan kegiatan administratif.
Terbaru, emban pula mandatori Rencana Strategis (Renstra)) ITERA 2025—2029 berdasarkan Keputusan Rektor ITERA Nomor 898/2025. Bertumbuh, bersolek, dan bernas, itu barangkali kata tepat terangkum baginya.
Rektor ITERA Prof. Dr. I Nyoman Pugeg Aryantha, dalam Sidang Terbuka Peringatan Dies Natalis ke-11, di Aula Gedung Kuliah Umum II kampus setempat, pada Senin (6/10/2025) memaparkan berbagai capaian ITERA dalam berdampak bagi pembangunan Lampung, Sumatra, dan Indonesia.
Usia 11 tahun, momentum penting bagi ITERA yang kini telah menjadi rumah bagi 23.841 mahasiswa, telah menyumbangkan lebih dari 10.000 lulusan yang berkontribusi dalam bidang sains dan teknologi. Momen ini sebagai suatu capaian atas perjalanan, perjuangan, dan komitmen yang selama ini dirawat untuk mewujudkan ITERA yang unggul, bermartabat, mandiri, diakui dunia,” ujar Nyoman.
Sang rektor bilang, selain menyelenggarakan pendidikan tinggi, ITERA terus menghasilkan berbagai riset dan pengabdian kepada masyarakat yang diharapkan berdampak bagi masyarakat.
“ITERA telah mengirimkan lebih dari 15.000 mahasiswa Kuliah Kerja Nyata ke 1.062 desa di 14 kabupaten di Provinsi Lampung, serta ke berbagai daerah luar Lampung,” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Menteri Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi (Mendiktisaintek), Prof. Brian Yuliarto, dalam sambutannya mengatakan, di usia lebih dari satu dekade, ITERA dari kampus muda di Sumatra, kini telah menjadi kekuatan baru dalam pengembangan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi.
Pelbagai riset energi, lingkungan dan rekayasa yang dilakukan ITERA telah berikan kontribusi nyata bagi daerah dan bangsa.
“Hal ini selaras dengan program Diktisaintek Berdampak. Pendidikan tinggi dan riset harus menghasilkan manfaat langsung bagi masyarakat serta jadi motor transformasi ekonomi dan sosial masyarakat,” ujar Brian.
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal diwakili oleh Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Kemasyarakatan dan Sumber Daya Manusia, Dr. Lukman Pura, Sp.PD., K-GH, menyampaikan, 11 tahun ITERA sebagai cerminan semangat dalam berikan dampak nyata bagi kemajuan masyarakat Lampung.
Momen istimewa, dalam Sidang Terbuka, Rektor Nyoman juga memberi penghargaan kepada para tokoh yang telah berjasa dalam pembangunan dan pengembangan ITERA.
Penghargaan Adi Yasa Utama 2025 disemat kepada Dr. Rahayu Sulistiyorini, S.T., M.T. (Wakil Rektor Keuangan ITERA 2022–2024), dan Almarhum Prof. Roos Akbar, M.Sc., Ph.D. (Wakil Ketua Tim Pendirian ITERA era 2012).
Penghargaan Adi Yasa Madya buat Ir. R. Triyogo, sekretaris tim pendirian ITERA 2012.
Penghargaan Adi Yasa Pratama ditujukan ke Prof. Dr. Ir. Muh Sarkowi, S.Si., M.Si., IPU. (Koordinator Akademik tahun 2014).
Penghargaan Adi Karsa Madya Amarta diberikan ke Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) ITERA 2018–2020 Almarhum Dr. Eng. Ir. Ratna Widyawati, S.T., M.T., IPM., ASEAN Eng. dan Almarhum Dr. Tukiran, M.Pd.I.
Penghargaan Adi Karsa Utama dialamatkan kepada Rektor ITB 2020-2025, Prof. Ir. Reini Djuhraeni Wirahadikusumah, MSCE, Ph.D.
Penghargaan Adi Karsa Madya dialamatkan kepada Rektor Universitas Lampung (Unila) Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN Eng.
Penghargaan Adi Karsa Pratama diberika kepada Bupati Lampung Timur, Ela Siti Nuryamah, S.Sos.I., M.E., M.A.P.
Sementara, penghargaan internal ITERA Cendekia, diberikan ke Dr. I Putu Mahendra, S.Si. (Dosen Kimia), Rifka Noor Azizah, M.T. (Dosen Teknik Lingkungan), dan Dr. Sena Maulana, S.Hut., M.Si. (Dosen Rekayasa Kehutanan).
Penghargaan ITERA Adi Nayaka diberikan ke tenaga kependidikan yang menunjukkan dedikasi tinggi, profesionalisme, semangat pelayanan bagi sivitas akademika yaitu kepada Tenaga Kependidikan Unit Kerja Pengadaan Barang dan Jasa (UKPBJ) ITERA, Febristiana Tri Asih Ningtyas, S.E.; Kepala Subbagian Umum LPPM ITERA, Juanda, S.E., M.M.; dan dari Lembaga Penjaminan Mutu dan Pengembangan Pembelajaran (LPMPP) ITERA, Eliza Dianasari, S.Psi.
ITERA, kampusnya selain terus bertumbuh dan bersolek, dirinai banyak titik pohon dan tetumbuhan produktif lestari, juga semakin karkhas diterima sebagai bagian dari sumbu perikehidupan pengajaran dan pendidikan yang membanggakan.
Lahul Fatihah untuk punggawa ITB yang ditugaskan sebagai Rektor pertama ITERA, Prof. Ir. Ofyar Z Tamin, M.Sc., Ph.D., IPU., mendiang guru besar rekayasa transportasi cum Ketua Tim Pendirian ITERA, menjabat rektor periode 2014–2018 per 13 Oktober 2014 berdasarkan SK Mendikbud Nomor 219/MPK.A4/KP/2014, dan terpilih periode kedua 2014–2022 namun wafat gegara pandemi global COVID-19 pada 9 Juni 2021 silam.
Maju terus terus maju, Smart, Friendly, and Forest Campus: ITERA, wajah Swarnadwipa di ujung Sumatra. #ITERAforSumatra. Long live, dirgahayu. (Muzzamil)