Lampung Utara, BP.id
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) adalah sebuah organisasi perjuangan yang pada saat itu lahir demi menuntut keadilan. Tepat di tanggal 5 Februari, seorang pemuda yang bernama Lafran Pane dan 14 mahasiswa lainnya berkumpul di salah satu ruangan yang ada di Kampus Sekolah Tinggi Islam Yogyakarta atau yang dikenal dengan Universitas Islam Yogyakarta.
Tujuannya adalah mempertahankan Negara Republik Indonesia dan mempertinggi derajat rakyat Indonesia serta menegakan dan mengembangkan ajaran agama Islam.
Wahyuni Safitri, Ketua Umum Kohati HMI cabang Kotabumi periode 2017-2018, kader HMI, mengaku merasa bangga melihat eksistensi HMI hingga saat ini.
“Secara historis, HMI telah banyak berkontribusi terhadap ummat dan bangsa tanpa meminta balas jasa. Dengan semangat perjuangan keummatan dan kebangsaan selalu selaras dengan tuntutan dan kebutuhan zaman. Ini membuktikan bahwa pergerakan semangat HMI selalu dibutuhkan dan tidak pernah luntur, yang selalu menjadi garda terdepan dalam menghadapi masalah yang terjadi dalam setiap problem keummatan dan kebangsaan,” papar Wahyuni.
Ia menegaskan, “Jika Agung Ginanjar mengatakan bahwa Pancasila adalah rumah bersama, saya juga ingin menyebut HMI adalah rumah bersama kita. Untuk hati yang telah menghijau dan jiwa yang telah menghitam, segala asa senantiasa terpatri dalam jiwa kita bersama selaku kader ummat kader bangsa,” terangnya.
Dikatakan olehnya, bukan dalam NKRI saja menemukan perbedaan, namun di HMI juga begitu.
“Walau begitu banyak perbedaan diantara kita, baik dalam perbedaan pandangan, budaya, suku dan lainnya tetap kita satu rasa, satu cinta untuk merawat Himpunan ini,” tandasnya.
Menurutnya, di tengah usia HMI yang tidak lagi muda, banyak dinamika yang terjadi, di tengah hegemoni dan hiruk pikuk saat ini, besar harapan agar seluruh kader HMI tetap dalam independesinya.
“Selamat Milad 73th Himpunanku, rumah kedua ku semoga kokoh dan jaya selalu,” ucap Mahasiswi lulusan UMKO ini. (hartoni)