Makan Bergizi Gratis Beracun: Ulah Mitra Nakal Ingin Untung Banyak

Makan Bergizi Gratis Beracun: Ulah Mitra Nakal Ingin Untung Banyak

 

Bacaan Lainnya

Bongkar Post, Bandarlampung 

Peristiwa keracunan masal murid-murid sekolah di Kecamatan Sukabumi, SDN 2 Sukabumi, SDN 2 Campang Raya, SMPN 31 Campang Raya dan SMKN 5 Sukabumi masih menyisakan persoalan yang belum tuntas. Bagaimana tidak, para orang tua murid merasa geram lantaran anak-anak mereka yang mengalami keracunan setelah santap MBG tak satupun dari pihak terkait yang bertanggung jawab. Terlebih dari pihak SPPG Sukabumi dapur MBG Yayasan Asri Amanah Barokah Tirtayasa.

Pihak SPPG Sukabumi selaku dapur MBG yang ditunjuk pemerintah sebagai mitra Badan Gizi Nasional RI berdalih tidak menyangka makanan yang diolah dan dididtribusikan oleh pihaknya terpapar racun. SPPG Sukabumi hanya menyampaikan permohonan maaf melalui pesan WhatsApp kepada pihak sekolah untuk diteruskan kepada orang tua siswa.

“Izin menyampaikan permohonan maaf dari SPPG Sukabumi,

“Assalamualikum bapak/ibu, sebelum nya saya minta maaf untuk permasalahan ini, saya pun tidak menyangka akan terjadi nya ini. Saya sudah koordinasi dengan pihak kodim, koramil, dinkes dan puskesmas. Untuk kelanjutan nya kita sedang menunggu hasil dari sample, mudah mudahan hari senin udh bisa melihat hasil dari sample tsb. Izin untuk di sampaikan kepada orang tua siswa siswi di sekolah. Terimakasih.”

Untuk program MBG distop dulu sampai semuanya membaik, Mohon disampaikan ke grup orang tua”.

Terpisah, Ita (45) orang tua murid, saat ini anaknya masih kerap alami mual muntah pusing, berharap peristiwa murid keracunan setelah santap MBG  mendapat atensi dari pemerintah kota Bandarlampung. Menurutnya, pemerintah harus mencabut izin operasional dapur MBG yang bermasalah agar kedepan tidak ada anak menjadi korban lagi akibat ulah nakal dapur MBG yang tidak amanah terlalu banyak cari untung.

“Anggaran MBG Rp.10 ribu perporsi, kebanyakan korupsi kateringnya makanya makanan yang diberikan tidak layak konsumsi, pemerintah tutup aja katering yang kayak gini biar anak kami gak jadi korban”, ujarnya kesal.

Menurut pengamat, proyek MBG pengadaan barang dan jasa bersifat “Habis Pakai” akan sulit untuk pembuktian pidana korupsinya karena pisiknya tidak berbekas alias telah habis terpakai.  Hal ini sangat rentan bocor. Namun, terkait MBG itu kembali kepada Mitranya karena ini soal makanan yang di konsumsi sebagai asupan gizi akan berdampak pada kesehatan seseorang. Oleh karena itu perlu kejujuran dan amanah dalam pelaksanaan mendukung program MBG yang menjadi prioritas pemerintah.

Program Makan Bergizi Gratis (MBG) sejatinya merupakan upaya mulia pemerintah untuk meningkatkan gizi anak bangsa, menekan angka stunting, sekaligus memastikan generasi muda Indonesia tumbuh sehat dan cerdas. Namun, niat baik itu bisa ternodai ketika ada mitra nakal yang hanya mengejar keuntungan tanpa memperhatikan kualitas makanan yang disajikan.

Belakangan mencuat isu “MBG beracun” istilah yang muncul karena beberapa kasus makanan yang didistribusikan tidak layak konsumsi—mulai dari bahan kadaluarsa, pengolahan tidak higienis, hingga adanya kandungan berbahaya yang membahayakan kesehatan siswa. Alih-alih memberi gizi, justru bisa mengundang penyakit.

 

Ulah Mitra Nakal

Mengapa hal ini bisa terjadi? Jawabannya sederhana: mental serakah.

* Demi menekan biaya produksi, sebagian mitra memilih bahan murah, bahkan tidak segar.

* Proses pengolahan dilakukan tanpa standar kebersihan.

* Ada yang “mengoplos” menu, mengurangi porsi protein, atau mengganti bahan sesuai keinginan tanpa memperhatikan nilai gizi.

Semua dilakukan demi untung besar dalam waktu singkat, dengan mengorbankan kesehatan anak-anak.

 

Dampak Berbahaya

Praktik ini tidak bisa dianggap sepele. Dampaknya bisa fatal:

* Keracunan massal di sekolah.

* Gagal tumbuh akibat gizi yang tidak terpenuhi.

* Hilangnya kepercayaan masyarakat terhadap program pemerintah.

Padahal, jika berjalan sesuai aturan, MBG berpotensi menjadi **senjata ampuh melawan stunting** yang selama ini menghantui Indonesia.

 

Perlu Pengawasan Ketat

Agar kasus “MBG beracun” tidak semakin marak, ada beberapa langkah yang mendesak dilakukan:

1. Seleksi ketat mitra penyedia

– bukan sekadar mengejar jumlah, tapi kualitas dan rekam jejak.

2. Audit dan pengawasan berkala

– memastikan menu yang disajikan sesuai standar gizi dan keamanan pangan.

3. Transparansi dan pelibatan masyarakat

– sekolah, orang tua, dan siswa ikut mengawasi.

4. Sanksi tegas

– mitra yang terbukti curang harus dicoret permanen dan diproses hukum.

Program Makan Bergizi Gratis tidak boleh menjadi korban keserakahan. Anak-anak Indonesia berhak mendapatkan makanan sehat, bergizi, dan aman. Jika ada mitra nakal yang merusak, mereka bukan hanya mencederai program pemerintah, tetapi juga mengkhianati masa depan bangsa. (*/Rusmin)

Pos terkait