Bongkar Post – GAJAH KOMPAK Turun Gunung, Edukasi Literasi di Abung Pekurun, Lampung Utara

Bongkar Post

Lampung Utara – Sebuah gebrakan besar dilakukan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung dengan meluncurkan program inovatif Gerakan Anti Judi Online Aksi Harmoni Kolaborasi Masyarakat Pegiat dan antar Kelembagaan (GAJAH KOMPAK) di Abung Pekurun, Lampung Utara, Kamis (3/10/2024).

Bacaan Lainnya

Program ini dirancang bukan hanya untuk memberantas judi online, tetapi juga sebagai langkah nyata dalam meningkatkan literasi keuangan masyarakat yang dinilai masih sangat rendah.

Dalam acara yang dihadiri oleh tokoh masyarakat, ulama, pimpinan kecamatan, guru, dan pelajar, Kepala Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung, Riski Sopyan, menekankan pentingnya literasi keuangan sebagai benteng utama menghadapi jeratan finansial berbahaya seperti judi online, pinjaman ilegal (pinjol), dan investasi bodong yang kian merajalela.

Riski memaparkan data yang cukup mengejutkan terkait indeks literasi masyarakat Lampung. Indeks Literasi Masyarakat Lampung (IPLM) hanya mencapai angka 5.925, jauh di bawah rata-rata nasional yang berada di angka 6.942. Literasi keuangan pun tidak jauh lebih baik, dengan persentase yang baru menyentuh 49,68% pada 2022, jauh dari target yang diharapkan.

“Rendahnya literasi keuangan ini membuat masyarakat mudah terjebak dalam jeratan pinjol dan judi online. Itulah sebabnya GAJAH KOMPAK hadir sebagai jawaban untuk memperbaiki kondisi ini,” jelas Riski.

GAJAH KOMPAK, lanjut dia, mengedepankan kolaborasi lintas sektoral antara lembaga pemerintah, masyarakat, serta komunitas pendidikan. Fokus utamanya adalah menyebarkan pemahaman tentang pengelolaan keuangan yang baik, sekaligus memperkenalkan alternatif solusi finansial yang aman dan legal.

“Melalui program ini, kami berharap masyarakat Lampung, khususnya di Abung Pekurun, mampu memahami cara cerdas mengelola keuangan, sehingga mereka bisa menghindari pinjaman ilegal dan jebakan judi online yang semakin marak,” lanjutnya.

Ia juga menyebutkan bahwa program ini juga sejalan dengan target pemerintah dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang memprioritaskan revolusi mental dan pembangunan kebudayaan, termasuk di dalamnya peningkatan literasi keuangan.

“Sebagai langkah awal, GAJAH KOMPAK akan diimplementasikan di tiga kabupaten sebagai proyek percontohan. Di wilayah-wilayah ini, perpustakaan digital akan diperkaya dengan bahan bacaan tematik yang fokus pada literasi keuangan,” jelasnya.

Selain itu, menurut dia program ini juga menyediakan kader literasi keuangan yang akan terus melakukan edukasi kepada masyarakat luas.

Dirinya menargetkan, hingga akhir 2024, literasi keuangan di Lampung bisa meningkat ke angka 49,68%, indeks literasi mencapai 6.942, dan tingkat gemar membaca (TGM) mendekati angka 6.677, yang sejalan dengan rata-rata nasional.

“Salah satu kekuatan GAJAH KOMPAK terletak pada keterlibatan berbagai elemen masyarakat, termasuk ulama, guru, dan pelajar. Partisipasi aktif mereka menunjukkan betapa pentingnya peran kolaborasi ini dalam menggerakkan masyarakat menuju kesadaran keuangan yang lebih baik,” ungkapnya.

“Edukasi yang komprehensif dan kampanye literasi keuangan sangat penting agar masyarakat mampu membuat keputusan finansial yang bijak dan terhindar dari jebakan ekonomi,” tegas Riski.

Dengan semangat gotong royong dan kolaborasi, Riski berharap GAJAH KOMPAK di Abung Pekurun menjadi titik awal bagi perubahan signifikan yang diharapkan mampu mengangkat derajat literasi keuangan masyarakat Lampung, sekaligus memberantas praktik keuangan ilegal seperti judi online dan pinjol.

“Ini adalah langkah besar menuju masyarakat Lampung yang lebih cerdas secara finansial dan lebih siap menghadapi tantangan ekonomi modern,” pungkasnya dengan optimisme.

Gerakan GAJAH KOMPAK ini diyakini dapat membawa perubahan positif yang berdampak luas, seiring dengan komitmen kuat dari pemerintah dan seluruh elemen masyarakat.

Sebelumnya, GAJAH KOMPAK sudah resmi di luncurkan Pj. Gubernur, Samsudin dan Pj. Bunda Literasi, di Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Provinsi Lampung beberapa waktu lalu. (Jim)

Pos terkait