LAMPUNG MELAWAN! – (Ki-ka) Influencer Lampung Mira Desiana turut serta bersolidaritas aksi, dan suasana konvoi motor massa aksi menuju kantor DPRD Lampung, Senin (1/9/2025). | Courtesy Reels Mira Desiana/Ichsan Rizki W/Muzzamil
BANDARLAMPUNG, BONGKARPOST.CO.ID — Bunyi sirine megaphone dan toa dari dua mobil komando massa Aliansi Lampung Melawan, bak beraduk dengan “tantan-tintin” bunyi klakson pengendara pelintas di lajur Jl Zainal Abidin Pagaralam Gedong Meneng Rajabasa arah Tanjungkarang, Bandarlampung, Senin (1/9/2025) pagi mulai pukul 09.02 WIB.
Tepat di depan Museum Lampung, mengular ke bibir pertemuan underpass dan belokan kampus Universitas Lampung (Unila), lantas bergerak maju perlahan konvoi motor susuri sepanjang jalan protokol ini lanjut Jl Teuku Umar – Jl Raden Intan – Plaza Ramayana – Tugu Adipura (Bundaran Gajah) Enggal arah Telukbetung, Jl Diponegoro, belok Jl Warsito tiba di titik target gedung DPRD Lampung.
Massa aksi Aliansi Lampung Melawan, front taktis BEM KBM Unila, BEM ITERA, BEM UIN Raden Intan Lampung, BEM Umitra, BEM UBL, BEM IIB Darmajaya, BEM Universitas Teknokrat Indonesia (UTI), BEM Unisab, BEM UTB, HMI Cabang Bandarlampung, lainnya.
Korlap aksi, Khairil Anwar dari BEM Unila bilang, “Rakyat, mahasiswa marah lihat kondisi negara saat ini. Banyak praktik ketidakadilan apalagi setelah peristiwa pengemudi ojol Affan Kurniawan dilindas rantis Brimob di Jakarta. Amat disayangkan. Jadi alasan kami bersolidaritas.”
Aliansi menohok 10 tuntutan utama:
1. Mendesak DPR segera mengesahkan RUU Perampasan Aset sebagai langkah progresif perang antikorupsi.
2. Menuntut DPR memangkas dan hapuskan tunjangan perumahan 580 anggota DPR RI.
3. Menuntut pemerintah dan DPR menaikkan gaji dan tunjangan guru dan dosen.
4. Meminta Presiden RI Prabowo Subianto untuk memecat anggota Kabinet Merah Putih yang dinilai bermasalah (problematik).
5. Meminta para ketua umum partai politik parlemen untuk menindak, ganti kadernya di eksekutif dan legislatif yang bermasalah!
6. Reformasi total institusi POLRI, adili polisi pelaku pembunuhan ojol Affan Kurniawan dan evaluasi kinerja Polda Lampung!
7. Menolak RUU KUHAP yang mengancam kehidupan demokrasi dan supremasi sipil!
8. Bebaskan sektor pendidikan dan kesehatan dari efisiensi APBN/APBD!
9. Stop pakai uang pajak rakyat untuk menindas rakyat!
10. Segera tunaikan reformasi agraria sejati. Bebaskan lahan masyarakat adat Lampung!
Massa didominasi mahasiswa, sebagian ojol, pemuda, rakyat miskin kota, terpantau tertib sepanjang konvoi. Total 1.257 personel Polda Lampung, Polresta Bandarlampung dan TNI diterjunkan amankan aksi. 432 di antaranya disiagakan di Mapolresta Bandarlampung dan 20 Polsekta se-Bandarlampung. Polda Lampung terjunkan helikopter segala.
“Bisul pecah” amarah rakyat terhadap elit ini, sepanjang unjuk rasa dihadapi represif oleh polisi sepekan terakhir, tercatat telah merenggut delapan nyawa:
1. Affan Kurniawan (pengemudi ojol GoJek Indonesia) tewas dalam perjalanan menuju RSCM usai dilindas rantis (barakuda) Brimob Polda Metro Jaya di bilangan Jl Penjernihan I Bendungan Hilir Tanah Abang, Jakarta Pusat (28 Agustus 2025 malam).
2. Sarina Wati (ASN Sekretariat DPRD, staf Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kota Makassar), tewas terjebak kobaran api dalam insiden pembakaran kantor DPRD ini oleh massa tak dikenal usai demonstrasi massa ojol dan warga berakhir (29 Agustus 2025 malam).
3. Muhammad Akbar Basri alias Abay (staf fotografer Humas Sekretariat DPRD Kota Makassar), tewas terjebak kobaran api pada insiden pembakaran kantor DPRD oleh massa tak dikenal usai demo massa ojol dan warga berakhir (29 Agustus 2025 malam).
4. Syaiful Akbar (Kasi Kesra Kecamatan Ujung Tanah, Kota Makassar), tewas usai melompat dari balkon lantai 4 gedung usai terjebak kobaran apidi insiden pembakaran kantor DPRD oleh massa tak dikenal usai demo massa ojol dan warga berakhir (29 Agustus 2025 malam).
5. Rusdamdiansyah (mahasiswa cum ojol Grab Indonesia), tewas usai dikeroyok massa lantaran salah paham diduga oknum intel di unjuk rasa Makassar (29 Agustus 2025).
6. Sumari (tukang becak, penderita asma), tewas usai diduga terdampak paparan gas air mata aparat Brimob Polresta Surakarta dalam demo di Solo (29 Agustus 2026).
7. Rheyza Sendy Pratama (mahasiswa 2023 AMIKOM Yogyakarta), tewas akibat dianiaya berat oknum Brimob Polda DIY (31 Agustus).
8. NN (warga Manokwari, Papua) yang tewas dalam demo 29 Agustus 2025.
Catatan Komnas HAM, terdapat sedikitnya 951 demonstran 25 dan 28 Agustus 2025, ditangkapi polisi. Sebagian telah dilepas atau dibebaskan. Diperkirakan sedikitnya dua ribuan pedemo ditangkap, ditahan, dan terluka. 31 aparat Brimob senada terluka.
Merujuk poin tuntutan massa aksi, sebagian kecil yang telah diamini pemerintah. “Saya sakit hati dengan kondisi negara ini,” geram Fika, demonstran Semarang, kepada awak media, Jum’at 29 Agustus lalu. (Muzzamil)







